Kompas TV religi agama

Teks Khotbah Jumat Terakhir Ramadan 5 April 2024 dengan Tema Takwa

Kompas.tv - 5 April 2024, 07:05 WIB
teks-khotbah-jumat-terakhir-ramadan-5-april-2024-dengan-tema-takwa
Ilustrasi khotbah salat Jumat. Berikut contoh teks Khotbah Jumat 5 April 2024. (Sumber: bpkh.go.id)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut ini teks khotbah Salat Jumat pada 5 April 2024, dengan tema Takwa. Hari ini merupkan Jumat terakhir di bulan Ramadan

Teks khotbah Jumat tersebut bisa dijadikan referensi atau juga bisa langsung digunakan saat Anda bertugas menjadi khatib.

Teks khotbah berikut ini berjudul Takwa Bukanlah Identitas Melainkan Proses yang Berkelanjutan.

Selengkapnya, di bawah ini teks khotbah untuk Salat Jumat, (5/4/2024).

Khotbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

وَقَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di hadapan-Nya pada hari yang penuh berkah ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia.

Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Bulan Ramadan jelang berakhir, bulan yang penuh berkah dan kebaikan, bulan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan dengan ibadah puasa yang diwajibkan atas umat-Nya.

Dalam ayat yang mulia dari surah Al Baqarah ayat 183, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Takwa, saudara-saudara, adalah tujuan utama di balik disyariatkannya ibadah puasa Ramadan.

Baca Juga: Melihat Peci Rajut dan Kue Kering Buatan, Karya Warga Binaan Lapas Perempuan Malang selama Ramadan

Takwa bukanlah sekadar menjauhi makan dan minum selama siang hari, tetapi lebih jauh dari itu, takwa merupakan kesadaran yang mendalam akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Takwa adalah menjaga diri dari segala larangan-Nya dan berusaha keras untuk melakukan segala yang diperintahkan-Nya.

Dalam QS. Al Baqarah ayat 197, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa sebaik-baik bekal bagi perjalanan hidup ini adalah takwa.

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”

Marilah kita manfaatkan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperkuat takwa kita. Mari tingkatkan ibadah kita, baik puasa, salat, sedekah, tilawah dan tadarus Al-Quran, dan berbagai bentuk ibadah lainnya.

Mari tingkatkan ketaqwaan kita dengan menjauhi segala larangan-Nya dan memperbanyak amal shaleh. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, seperti yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,

Dalam ayat yang mulia dari surah Al Baqarah ayat 183, kata “tattaqun” menunjukkan sebuah proses yang berkelanjutan dari perilaku takwa.

Terlalu sering kita memahami takwa sebagai pangkat atau gelar yang melekat pada diri orang yang berpuasa, padahal takwa seharusnya dipahami sebagai sebuah perjalanan, sebuah proses untuk terus-menerus membentuk diri kita menjadi orang yang bertakwa dengan penuh kesadaran.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x