Kompas TV religi beranda islami

Teks Khotbah Jumat 15 Maret 2024: Mengawali Puasa Ramadan dengan Senyuman

Kompas.tv - 15 Maret 2024, 08:10 WIB
teks-khotbah-jumat-15-maret-2024-mengawali-puasa-ramadan-dengan-senyuman
Ilustrasi. Khotbah Jumat awal Ramadan 2024 (Sumber: Freepik)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Khotbah Jumat hari ini, 15 Maret 2024 bertemakan awal puasa Ramadan bertajuk "Mengawali Ramadan dengan Senyuman".

Diketahui, Muslim di Indonesia tengah menjalankan ibadah puasa minggu pertama bulan Ramadan.

Pada awal Ramadan ini, hendaknya umat Islam menyambut bulan puasa dengan riang gembira. Hal ini karena banyak sekali keutamaan dan berkah dari bulan Ramadan.

Khotbah Jumat Mengawali Ramadan dengan Senyuman ini dikutip dari buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan: Materi Kuliah dan Khutbah di Masjid dan Musala Selama Ramadan yang ditulis oleh Tim Layanan Syariah Kementrian Agama RI.

Berikut, contoh teks khotbah Jumat awal Ramadan yang bisa menjadi inspirasi Anda.

Baca Juga: Bacaan Doa Buka Puasa Sahih, Dibaca Sebelum atau Setelah Makan?

Mengawali Ramadan dengan Senyuman

Asalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh

الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَمَّا بَعْدُ

Jamaah yang Dirahmati Allah

Dalam Islam, ketika kita bertemu atau bersama orang lain, maka kita sangat dianjurkan untuk menampakkan wajah ceria dan senantiasa tersenyum. Sebaliknya, kita dilarang menampakkan wajah cemberut. Hal ini tentu juga berlaku saat kita menyambut dan bertemu kembali dengan Ramadan.

Senyum merupakan simbol kebahagiaan. Saat mengawali Ramadan sudah seyogianya seorang muslim dan muslimah bahagia bertemu dengannya. Kita dapat membayangkan bahwa Ramadan itu bagaikan tamu agung yang akan berkunjung ke rumah kita.

Laiknya tamu agung, kita pun perlu mempersiapkan jamuan yang pantas atas kedatangan tamu agung yang ditunggu-tunggu itu. Jamuan yang pantas kita sajikan untuk Ramadan berupa amal-amal ibadah, baik yang individual maupun sosial.

Bapak Ibu yang Dimuliakan Allah

Ibadah individual dapat dilakukan dengan cara konsisten menjalankan salat tarawih, tadarus Al-Qur’an, melakukan ibadah umrah pada bulan Ramadan bila memungkinkan, dan terus berupaya memperbaiki diri. Sementara itu, ibadah sosial selama Ramadan dapat ditingkatkan dengan cara menyiapkan takjil untuk masyarakat yang membutuhkan, berderma kepada yang tidak mampu, dan menyantuni anak yatim, duafa, dan para janda.

Baca Juga: Hukum Sikat Gigi Saat Puasa di Pagi Hari, Siang dan Sore Hari, Apakah Membatalkan Puasa?

Jamaah yang Dirahmati Allah

Saat Ramadan sudah dipastikan karena sudah terlihatnya hilal, sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia, Rasulullah SAW pun memanjatkan doa kepada Allah sebagaimana riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah.

عن طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الهِلَالَ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاليُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، رَبِّي
  وَرَبُّكَ اللَّهُ» : «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ»

Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu ketika telah melihat hilal Ramadan, beliau berdoa; Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah (Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Hadis ini merupakan hadis hasan Gharib (HR Tirmidzi).

Jamaah rahimakumullah

Saking banyak keberkahan di bulan Ramadan terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Mas‘ud sebagai berikut:

“Kalau para hamba Allah tahu (secara kasat mata) keberkahan dalam bulan Ramadan, pasti umatku akan berharap supaya setahun penuh itu bulan Ramadan semua.” (HR Ibn Abi al-Dunya, nomor 22)

Jamaah yahfazhukumllah Rasulullah selalu mengabarkan kepada para sahabatnya mengenai datangnya Ramadan sebagaimana riwayat Abu Hurairah berikut:

“Dari Abu Hurairah yang menyampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah berpesan, “Ramadan itu sungguh telah datang. Ia merupakan bulan berkah. Allah mewajibkan puasa Ramadan kepada kalian. Saat Ramadan tiba, pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup, dan para setan pun terikat. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tak memperoleh kebaikannya itu tak memperoleh apa-apa.” (HR Ahmad; Nomor 7148)

Hadirin yang dimuliakan Allah Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaif al-Ma‘arif mengatakan:

وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمٍ رَمَضَانَ

Nabi Muhammad saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadan.

قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: هَذَا الْحَدِيثُ أَصْلٌ فِي تَهْنِئَةِ النَّاسِ بَعْضَهُمْ بَعْضًا
بِشَهْرِ رَمَضَان

Sebagian ulama berpendapat bahwa hadis ini (hadis yang ketiga dalam tulisan ini) menjadi dasar dalam mengucapkan “selamat menyambut kedatangan bulan Ramadan” di antara satu sama lain ketika menjelang bulan Ramadan.

Di Indonesia tahniah tersebut biasanya diungkapkan dengan kalimat “ahlan wa sahlan ya ramadan”. Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut bulan Ramadan harus ditampakkan satu sama lain.

Semoga kita dapat mengawali Ramadan dengan penuh senyum, suka-cita dan kegembiraan sehingga kita dapat melaksanakan anjuran-anjuran Nabi dan para ulama mengenai memperbanyak ibadah bulan Ramadan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x