Kompas TV regional jawa barat

Fakta-fakta Gedung Amunisi TNI Meledak: Dugaan Penyebab hingga KSAD Minta Maaf

Kompas.tv - 31 Maret 2024, 22:32 WIB
fakta-fakta-gedung-amunisi-tni-meledak-dugaan-penyebab-hingga-ksad-minta-maaf
Gedung gudang peluru TNI di Cikiwul, Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, mengalami kebakaran pada Sabtu (30/3/2024) malam. (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya di Kampung Parung Pinang, Dusun Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terbakar dan meledak Sabtu (30/3/2024) malam.

Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan menyebut titik api kebakaran gudang amunisi tersebut  berhasil dipadamkan pada Minggu dini hari sekira pukul 03.45 WIB.

Selain memadamkan api, menurut Hasan, timnya juga telah melakukan penyisiran dan pembersihan sisa-sisa material yang terlempar akibat ledakan.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengungkapkan ledakan gudang tersebut mengakibatkan sebanyak 135 Kepala Keluarga (KK) sempat dievakuasi dan diungsikan secara sementara.

Menurut penjelasannya, para 135 KK itu dievakuasi di dua lokasi berbeda, di mana 85 KK sementara ditempatkan di kepala desa dan 50 KK sisanya di Masjid Darussalam, Kota Wisata.

Diketahui, 135 KK yang sebelumnya mengungsi, saat ini telah kembali ke rumah masing-masing. 

Untuk lebih lengkapnya, berikut fakta-fakta meledaknya gudang amunisi milik Kodam Jaya pada Sabtu kemarin:

Ledakan Bukan karena Human Error

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan ledakan Gudmurah Kodam Jaya bukan dikarenakan uman error atau faktor kesalahan manusia. 

“Human error? Tidak," kata Panglima TNI saat menginspeksi area lokasi ledakan, Minggu (31/3/2024).

Agus Subiyanto menyebut penyimpanan amunisi kedaluwarsa di Gudmurah sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"(Sudah sesuai) SOP penyimpanannya," ucapnya.

“Dalam penggudangan, tidak ada listrik, memang steril, karena (amunisi kedaluwarsa) sensitif. Bunkernya tertutup di bawah tanah, pakai tanggul,” jelasnya.

Ledakan Diduga karena Gesekan

Agus menyebut amunisi yang disimpan dalam Gudmurah Kodam Jaya itu terdiri dari amunisi sisa latihan dan amunisi yang sudah kedaluwarsa.

Ia pun menduga salah satu penyebab kebakaran ini adalah amunisi yang sudah kedaluwarsa sehingga menjadi lebih sensitif untuk meledak.

“Bisa, (penyebab bisa dari gesekan),” ujarnya.

“Kalau sudah expired (kadaluwarsa), itu relatif sensitif, labil. Dia kena gesekan, panas, mudah meledak,” ujarnya.

Baca Juga: Begini Kondisi Pengungsian Warga Terdampak Ledakan Gudang Amunisi di Bogor

Amunisi Kadaluwarsa Rencana akan Diledakkan

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan amunisi yang tersimpan dalam Gudmurah sedianya memang akan disposal atau diledakkan. 

Menurut penjelasannya, hal itu akan dillakukan usai lebaran 2024 ini.

Namun, amunisi kaliber berat dan kecil seberat 65 ton itu terlebih dahulu meledak pada Sabtu (30/3/2024) petang.

"Terakhir harusnya memutuskan setelah Lebaran, mau didisposal," kata Maruli saat meninjau lokasi Gudang Kodam Jaya, Minggu.

Ia pun mengakui proses disposal amunisi yang sudah kedaluwarsa cukup panjang. Di mana terdapat perlakuan khusus terhadap amunisi kedaluwarsa tersebut.

"Pasti treatment khusus untuk amunisi (kedaluwarsa). Karena amunisi ini kan, karena kami waktu mau menggunakan sudah disiapkan, dibuka dari packnya. Selama perjalanan tidak digunakan. Setelah dicek, tidak laik lagi setelah sekian tahun," jelasnya.

"Inilah yang akan kami rencana disposal. Prosedurnya tadi yang ditanyakan, kami perlu cek lagi betul tidak jumlahnya sekian. Kondisinya sudah harus didisposal, kami laporkan. Ada proses," sambungnya.

31 Rumah Warga Rusak 

Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu menyebut berdasarkan data sementara, terdapat 31 rumah warga mengalami kerusakan akibat ledakan gudang amunisi daerah (gudmurah) di Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Data sementara ada 31 rumah yang terdampak berupa kaca pecah, plafon retak, atap retak/bolong," kata Asmawa, Minggu.

Menurut penjelasannya, Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki waktu 14 hari dalam melakukan asesmen, mulai dari menghitung jumlah rumah yang rusak, upaya koordinasi hingga menentukan langkah-langkah penanganan.

Untuk penanganan rumah warga yang rusak, Pemerintah Kabupaten Bogor, lanjut dia, akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat.

Baca Juga: Janji Panglima TNI, Bakal Ganti Rugi Rumah yang Terdampak Ledakan Gudang Amunisi

Panglima TNI Janji Ganti Rugi

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan pihaknya akan bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi terhadap rumah warga yang terdampak ledakan.

"Tentu nanti kita akan data, aparat teritorial sekarang sedang bekerja. Nanti apabila ada kerusakan di rumah masyarakat akan kita ganti," kata Agus, dalam konferensi pers, Minggu.

Ia menambahkan Pj Gubernur Jawa Bey Machmudin juga telah menyatakan siap membantu jika terdapat kerugian kerusakan di rumah warga.

TNI akan Lakukan Evaluasi

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak memastikan tidak ada korban jiwa terkait insiden ledakan gudang peluru di Ciangsana, Bogor.


 

Meski demikian ia berjanji akan mengevaluasi tata cara penyimpanan di gudang peluru milik TNI.

"Jadi sebetulnya ini gudang untuk penyimpanan munisi-munisi yang akan di-disposal (dimusnahkan). Jadi ini memang cukup riskan untuk mengelola gudang seperti ini,” kata KSAD Jenderal Maruli, Minggu.

“Tapi secara persyaratan penyimpanan barang berbahaya, kita bersyukur bahwa sampai dengan saat ini walaupun sekitar 150 ribu munisi yang ada dalam gudang itu, sampai dengan sekarang tidak ada korban. Namun, cara penyimpanannya akan kita evaluasi kembali.”

KSAD Minta Maaf

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak menyampaikan ucapan permintaan maaf atas ledakan di Gudmurah) Ciangsana, Bogor. 

"Yang pertama, saya mengucapkan permohonan maaf untuk masyarakat sekitar, khususnya atas kejadian ini," kata Maruli, Minggu.

 

 

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x