Kompas TV regional sumatra

PVMBG Peringati Warga di Radius 4,5 Km dari Kawah Gunung Marapi, Epidemiolog: Potensi Gas Beracun

Kompas.tv - 11 Januari 2024, 19:22 WIB
pvmbg-peringati-warga-di-radius-4-5-km-dari-kawah-gunung-marapi-epidemiolog-potensi-gas-beracun
Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat yang masih terus terjadi sejak Minggu 3 Desember 2023 hingga hari ini, Kamis 11 Januari 2024. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

PADANG, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) menyampaikan peringatan kepada warga, terutama mereka yang berada dalam radius 4,5 kilometer dari kawah Gunung Marapi.

Menurut Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Marapi Kristianto ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, termasuk lontaran material pijar, abu vulkanik, dan potensi lahar dingin.

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Gunung Erupsi Ile Lewotobi di NTT Mulai Terserang Penyakit

"Potensi yang hingga kini masih harus terus diwaspadai yakni lontaran material pijar, abu vulkanik dan lahar dingin," jelas Kristanto, Kamis (11/1/2024), dikutip dari Antara.

Kristianto menambahkan bahwa sebaran abu vulkanik sangat dipengaruhi oleh arah angin.

Baca Juga: PVMBG Naikkan Status Gunung Api Lewotobi Laki-Laki Jadi Awas

Sementara itu, lahar dingin menjadi perhatian utama bagi penduduk di sekitar sungai yang bersumber dari Gunung Marapi, terutama dengan meningkatnya intensitas hujan belakangan ini.

Berdasarkan pengamatan PVMBG, masih terjadi aktivitas vulkanik termasuk hembusan abu vulkanik dan gempa vulkanik. Kristianto menyatakan bahwa ini mengindikasikan suplai magma yang signifikan.

Baca Juga: Usaha Tim SAR Evakuasi Pengungsi Erupsi Gunung Ile Lewotobi, Tandu hingga Gendong Lansia

"Artinya suplai magma masih terekam cukup signifikan," jelas dia.

Potensi Risiko Gas Beracun

Adapun Epidemiolog dari Universitas Andalas Defriman Djafri memperingatkan tentang potensi risiko gas beracun yang muncul dari erupsi tersebut dan dapat menyebabkan toksisitas.

Toksisitas ini berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan, sakit, bahkan kematian pada manusia dan hewan.

Baca Juga: Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Bandara Gewayantana Larantuka Ditutup

"Perlu diwaspadai karena ada potensi gas beracun yang bisa menimbulkan toksisitas," kata Defriman Djafri.

Untuk menghindari paparan gas beracun, Defriman menyarankan penggunaan masker medis atau masker dengan filter ganda. Dia juga mengingatkan bahwa tidak semua jenis masker efektif melindungi dari gas beracun.


 



Sumber : Kompas TV, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x