Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Yogyakarta Berikan Peringatan Dini

Kompas.tv - 5 Januari 2024, 04:00 WIB
waspada-cuaca-ekstrem-bmkg-yogyakarta-berikan-peringatan-dini
Ilustrasi: logo BMKG. (Sumber: BMKG)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memberikan imbauan kepada warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam bentuk hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir, dan angin kencang selama seminggu ke depan.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, mengungkapkan bahwa analisis terkini menunjukkan kondisi dinamika atmosfer yang memicu potensi cuaca ekstrem.

"Berdasarkan analisis terkini diidentifikasi hingga sepekan ke depan terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu adanya potensi cuaca ekstrem," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono, Kamis (4/1/2024).

Warga diminta untuk waspada terhadap dampak yang mungkin timbul, seperti banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

Kemudian, dalam analisis dinamika atmosfer, Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA) menyoroti dampak Monsun Asia musim dingin yang mulai terasa. 

Baca Juga: Kanopi Drop Zone Stasiun Tugu Yogyakarta Ambruk, KAI Minta Maaf

Musim angin baratan ini diperkirakan akan meningkatkan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia, memicu pertumbuhan awan hujan yang intens pada bulan Januari.

Situasi ini diperkuat oleh aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) yang termonitor memasuki kuadran 3 (Indian Ocean) wilayah Indonesia. 

Efeknya dalam seminggu ke depan diharapkan akan berkontribusi pada penambahan uap air, meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah.

"Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia, terutama wilayah Jawa bagian utara, yang secara tidak langsung ikut menambah pasokan uap air di Jawa bagian selatan, termasuk DIY," ujar Warjono.


 

Warjono menjelaskan bahwa pola siklonik di Jawa bagian selatan dan aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia, terutama Jawa bagian utara, turut menambah pasokan uap air di wilayah DIY. 

Analisis vertikal menunjukkan kelembapan udara di ketinggian 1,5-5,5 km berkisar antara 70-95 persen, yang dapat menyebabkan pertumbuhan awan hujan lebih dominan terjadi pada siang-sore hari.

BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprediksi bahwa pada tanggal 5 hingga 7 Januari 2024, di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian Utara dan Tengah, Kulon Progo bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara, dapat terjadi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

"Dalam sepekan terakhir, cuaca ekstrem berupa hujan lebat turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor di beberapa daerah di DIY," katanya dikutip dari Antara, Kamis.

Selain itu, warga juga diminta untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi risiko dampak cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Potensi Cuaca Ekstrem 3-10 Januari 2024 dari Aceh hingga Papua, Ini Imbauan BMKG



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x