Kompas TV regional jawa barat

Geger Makanan Stunting di Depok, Wali Kota: Jangan Difoto yang Jelek-Jelek Kayak Begitu

Kompas.tv - 23 November 2023, 06:35 WIB
geger-makanan-stunting-di-depok-wali-kota-jangan-difoto-yang-jelek-jelek-kayak-begitu
Wali Kota Depok Mohammad Idris usai menghadiri rapat Paripurna di DPRD Depok, Jawa Barat pada Rabu (22/11/2023). (Sumber: Wasti Samaria Simangunsong/Kompas.com)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Fadhilah

DEPOK, KOMPAS.TV - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengimbau masyarakat segera melaporkan ke dinas terkait jika menemukan makanan pencegah stunting yang dirasa tidak memenuhi sandar nutrisi.

Idris juga mengimbau masyarakat untuk tidak memfoto hal-hal yang bisa menyebarkan persepsi negatif.

Hal tersebut disampaikan Idris menanggapi makanan tambahan (PMT) pencegahan stunting di Depok yang viral beberapa waktu lalu. Menu makanan itu disorot karena dinilai tidak layak.

Baca Juga: Gaduh Paket Makanan Cegah Stunting di Depok Kurang Bernutrisi, Begini Petunjuk Kemenkes

"Imbauan kepada masyarakat semua, kalau ada masukan didapat dari lapangan, laporkan," kata Idris di Gedung DPRD Depok, Jawa Barat, Rabu (22/11/2023).

"Jangan difoto yang jelek-jelek kayak begitu, seakan-akan makanannya jelek, makanan basi, lalu dilempar ke media," lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.


Diberitakan Kompas TV sebelumnya, menu PMT di Depok menjadi pembicaraan hangat karena dinilai tidak sesuai standar nutrisi.

Sejumlah warga melaporkan paket-paket makanan tambahan dengan menu yang dinilai tidak layak.

Ada paket menu dengan kuah sup, ada pula paket yang hanya menyajikan tiga buah nugget.

Padahal, anggaran untuk makanan tambahan stunting ini mencapai Rp4,4 miliar dengan harga per paket makanan Rp18 ribu.

Idris menyebut bahwa makanan PMT yang diberikan kader posyandu telah diukur takaran serta komposisi gizinya. Ia pun meminta masyarakat untuk memahami program PMT yang didistribusikan pemerintah Depok.

"Makanya samakan persepsi juga. Kita harus satu persepsi ya. Ini makanan tambahan lokal, bukan seperti makanan kayak lagi rapat, dapat snack, enggak kayak gitu," kata Idris sebagaimana dikutip Kompas.com.

"Ini makanan tambahan lokal, artinya harus dibuat sendiri dengan ukuran yang sudah diukur oleh ahli gizi, nutrisinya sekian, ditimbang sekian. Coba bayangkan, (makanan dalam) toples itu ditimbang semuanya," lanjutnya.

Baca Juga: Dinkes Depok Tolak Usulan DPRD untuk Ganti Stiker Toples Menu Stunting Gambar Wali Kota dan Wakilnya



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x