Kompas TV regional kalimantan

Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Kebun Sawit Seruyan Versi Polisi, Satu Orang Tewas

Kompas.tv - 8 Oktober 2023, 09:27 WIB
kronologi-bentrok-warga-dan-aparat-di-kebun-sawit-seruyan-versi-polisi-satu-orang-tewas
Ilustrasi bentrok. Kronologi bentrok antara warga Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, dengan aparat di perusahaan perkebunan sawit, PT. Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) 1, Sabtu (7/10/2023) versi polisi. (Sumber: Google/Net)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak kepolisian menjelaskan kronologi bentrok antara warga dengan aparat di perusahaan perkebunan sawit, PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) 1 di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023).

Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Erlan Munaji mengatakan bentrok pecah pada Sabtu siang, tepatnya sekitar pukul 12.30 WIB.

Menurut penjelasannya, polisi berada di lokasi kejadian untuk mengamankan konflik di lahan milik PT HMBP 1. Pasalnya, terdapat sejumlah warga yang mengadang aparat sambil membawa ketapel dan tombak.

Kemudian, bentrokan pun tak terhindarkan saat warga mencoba melawan petugas.

"Sehingga terpaksa diamankan, namun warga tidak terima sehingga warga melakukan perlawanan dan menyerang petugas," kata Erlan dalam keterangannya, Sabtu.

Akibat bentrokan tersebut, dikabarkan satu orang tewas diduga terkena tembakan. Korban tewas bernama Gijik (35).

Terkait hal ini, Erlan menegaskan polisi tidak dibekali peluru tajam saat bertugas di lokasi kejadian.

Ia mengeklaim semua petugas sudah menjalankan tugas sesuai aturan.

Baca Juga: Bentrokan Antara Warga dan Polisi di Seruyan Berujung Ricuh, Dipicu Masalah Plasma Sawit

"Tidak ada anggota polisi yang dibekali dengan peluru tajam, hanya dibekali dengan gas air mata, peluru hampa, dan peluru karet," jelasnya, dikutip dari Kompas.com.


Kendati demikian, pihaknya akan menginvestigasi penyebab kematian warga tersebut. Dia akan memastikan penyebab kematian hingga peluru yang digunakan.

”Apakah karena peluru tajam? Nanti kami pastikan. Peluru tajam dari mana, nanti kami investigasi,” ungkapnya.

Melansir Harian Kompas, kerusuhan dan konflik di Desa Bangkal tersebut telah berlangsung sejak 16 September 2023.

Warga menuntut PT HMBP I menjalankan kewajiban memberikan kebun plasma sebanyak 20 persen. Namun, selama puluhan tahun, kebun plasma itu tidak kunjung terealisasi.

Erlan menjelaskan, mediasi telah dilakukan, tapi belum membuahkan kesepakatan. Hal ini yang membuat warga berinisiatif melancarkan tuntutan lebih keras.

”Kami berupaya mengomunikasikan hal ini ke perusahaan. Kami berupaya supaya masalah ini bisa selesai dengan solusi terbaik,” kata Erlan.

Baca Juga: WALHI Bicara Soal Bentrokan Warga vs Polisi di Seruyan Kalteng


 

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Harian Kompas


BERITA LAINNYA



Close Ads x