Kompas TV regional kalimantan

Proyektil Peluru Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara Belum Ketemu, Anton Charliyan: Kendala Besar

Kompas.tv - 28 September 2023, 20:00 WIB
proyektil-peluru-pengawal-pribadi-kapolda-kaltara-belum-ketemu-anton-charliyan-kendala-besar
Anton Charliyan (kiri) dan kuasa hukum keluarga Brigpol HS ajudan Kapolda Kaltara yang tertembak senjatanya sendiri di Kompas Petang, Kamis (28/9/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Poyektil peluru dari pistol yang menyebabkan kematian Brigadir SH alias Setyo Herlambang, pengawal pribadi Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Utara (Kaltara), belum ketemu.

Penjelasan itu disampaikan oleh kuasa hukum pihak keluarga Brigadir SH  Aryas Adi Suyanto, dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (28/9/2023).

Aryas mengatakan, informasi belum ditemukannya proyektil peluru tersebut diketahui dari keterangan penyidik.

“Menurut penyidik, sampai saat ini belum ditemukan, karena peluru itu menembus kaca,” jelasnya.

Kata penyidik, lanjut Aryas, di dekat kaca yang terletak di lorong rumah tersebut terdapat tembok  dan kolam.

“Tentu kami tidak tahu ya, tidak bisa menceritakan untuk detailnya bagaimana, yang pasti menurut penyidik bahwa proyektil sampai saat ini belum ditemukan.”

Baca Juga: Menguak Kematian Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara, Pengacara Ungkap Proyektil Belum Ditemukan!

Sementara, mantan Kapolda Jawa Barat Anton Charliyan, yang juga menjadi narasumber dalam dialog tersebut, menilai belum ditemukannya proyektil tersebut merupakan kendala besar.

“Ini salah satu kendala besar, karena proyektil itu merupakan salah satu alat bukti yang sangat krusial, jadi ya harus dicari,” kata dia.

Ia kemudian mengingatkan pada kasus yang melibatkan mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo, bahwa tindakan awal di tempat kejadian perkara  (TKP)  adalah hal yang paling utama.

“Dari awal juga, termasuk yang dulu, masalah kasus  Sambo, justru yang paling utama adalah TPTPK, tindakan pertama di tempat kejadian, bagaimana itu dilakukan oleh pihak penyidik.”

“Di sini harus sangat-sangat detail dan teliti. Nah sekarang kenapa sampai proyektil itu tidak ditemukan, tapi walaupun demikian dari hasil autopsi bisa diketahui jarak tembaknya bagaimana,” lanjut Anton.

Menurutnya, berdasarkan hasil autopsi jenazah dapat diketahui jarak penembakan, apakah dari dekat atau jauh.

Biasanya, lanjut dia, jika senjata ditembakkan dari jarak dekat, akan ada jelaga yang menempel di baju atau tubuh korban.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x