Kompas TV regional jawa timur

BPBD Malang Sebut Tornado Api Perluas Area Kebakaran di Gunung Bromo

Kompas.tv - 12 September 2023, 10:00 WIB
bpbd-malang-sebut-tornado-api-perluas-area-kebakaran-di-gunung-bromo
Fenomena tornado api yang disebut mirip dust devil menyebabkan kebakaran di kawasan Gunung Bromo meluas, Senin (11/9/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Deni Muliya

MALANG, KOMPAS.TV - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan menyebut, angin yang menggulung api di Gunung Bromo, Jawa Timur memperluas area kebakaran.

Sadono mengatakan, angin tersebut muncul beberapa kali di lokasi yang sama.

"Karena ada kobaran api, tornado itu juga menggulung api," kata dia melalui sambungan telepon, Senin (11/9/2023).

Menurut dia, angin tornado itu wajar terjadi di kawasan sabana, terutama ketika musim kering dan panas. 

Di samping itu, tornado api yang muncul juga membuat risiko penyebaran api jauh lebih besar. 

Baca Juga: Kebakaran Gunung Bromo Hari ke-6: Titik Api Masih Muncul, Upaya Pemadaman Terus Dilakukan

"Sampai saat ini, titik api menyebar ke wilayah bukit Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan," jelasnya, dilansir dari Kompas.com.

Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Juanda, Teguh Tri Susanto menyebut tornado api tersebut mirip dengan fenomena dust devil.

Dust evil, kata Teguh, merupakan fenomena pusaran angin kecil tapi kuat. 

“Fenemena tersebut mirip dengan dust devil,” kata Teguh, Senin (11/9/2023).

Teguh menerangkan, fenomena dust devil tersebut kerap terjadi ketika udara kering yang sangat panas tidak stabil di permukaan tanah dan naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya. 

Kemudian udara kering tersebut membentuk aliran berupa pusaran yang membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya. Termasuk api seperti yang terjadi di savana Bukit Teletubbies Gunung Bromo. 

Baca Juga: Momen Angin Puting Beliung Sebabkan Kebakaran Bromo Meluas

“Namun objeknya dominan api, hal tersebut terjadi karena adanya pemanasan udara oleh api,” terangnya.

“Fenomena ini umum terjadi di tanah lapang yang minim hambatan. Karena udara panas menimbulkan pusat tekanan rendah dan menyebabkan terbentuknya pusaran udara dari udara di sekelilingnya yang lebih dingin,” ucapnya. 

Terpisah, Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana menyebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan mendapati titik api masih ada di lereng atas Bukit Telettubies, namun beberapa titik sudah mulai padam.

"Hasil koordinasi kami dengan TNBTS masih ada beberapa titik api di lereng atas Bukit Telettubies atau sabana, sedangkan di bagian bawah beberapa titik sudah padam," kata AKBP Wisnu dikutip dari tayangan Kompas Pagi, Kompas TV, Selasa (12/9/2023).

Untuk memudahkan pemadaman api, petugas gabungan menjalankan metode water bombing dengan menurunkan ribuan liter air di atas kawasan Gunung Bromo yang terbakar.



Sumber : Kompas TV, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x