Menjalin Persaudaraan Pasca Konflik Dengan Berjualan Ikan Keliling

POSO, KOMPAS.TV - Sarino ibu berusia 57 tahun asal Desa Tokorondo menjadi salah satu agen perdamaian pasca konflik Poso, hanya dengan berjualan ikan. Pengalamannya berjualan ikan ke desa lainnya yang berbeda agama dengannya merupakan satu titik yang menyambung kembali tali persaudaraan warga Poso pasca konflik.

Pagi benar, Sarino dan beberapa wanita asal Desa Tokorondo, naik ke satu mobil bak terbuka untuk menumpang berjualan ikan ke desa lainnya.

Itu menjadi rutinitas hampir setiap hari selama bertahun-tahun. Bagi Sarino, rutinitas itu menjadi sebuah momen tak terlupakan ketika menghadapi situasi pasca konflik sekitar tahun dua ribuan.

Usianya yang kini menginjak 57 tahun membuatnya tak lagi mengingat secara detail kapan pastinya sarino kembali berjualan pasca konflik. Namun rasa takut dan sedih masih teringat dan dirasakan ketika Sarino berada di persimpangan jalan menuju pemukiman warga yang mayoritas berbeda agama dengannya. Pelarangan dari keluarga membuat hatinya ragu melangkah ke Desa Kasiguncu yang sebelumnya telah menjadi langganan ikannya.

Tidak ada rasa dendam yang terlihat kala itu. Sarino pun mulai membuka jalan bagi ibu-ibu lainnya di Desa Tokorondo untuk kembali berjualan di Desa Kasiguncu dan desa lainnya yang ada di Kecamatan Poso Pesisir.

Beberapa warga Kasiguncu pun bersaksi bahwa pasca konflik Sarino lah yang pertama berjualan di Desa Kasiguncu. Persaudaraan yang sudah terjalin sebelum konflik pun kembali terpupuk dengan adanya para ibu dari Desa Tokorondo.

Kabupaten Poso kini sudah berangsur aman. cerita Sarino pun menjadi satu dari sekian banyak cerita ritisan perdamaian pasca konflik. Salah satu organisasi yang masih konsen pada warga akar rumput Kabupaten Poso aAdalah Institut Mosintuwu. Organisasi ini berhasil menghimpun banyak warga Poso untuk kembali saling percaya dan berdamai dengan sesama warga Kabupaten Poso.

#KabupatenPoso #Inspirasi #Perdamaian