Kompas TV regional sumatra

Siswa SPN Kemiling Tewas saat Pendidikan, Keluarga Polisikan Pelatih Korban atas Penganiayaan Berat

Kompas.tv - 25 Agustus 2023, 12:02 WIB
siswa-spn-kemiling-tewas-saat-pendidikan-keluarga-polisikan-pelatih-korban-atas-penganiayaan-berat
Ilustrasi. Keluarga almarhum Advent Pratama Telaumbanua (APT), siswa SPN Kemiling yang meninggal dunia tidak wajar, hingga kini masih terus mencari keadilan. (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Edy A. Putra

LAMPUNG, KOMPAS.TV - Keluarga almarhum Advent Pratama Telaumbanua (APT), siswa Sekolah Polisi Negara atau SPN Kemiling yang meninggal dunia tidak wajar, hingga kini masih terus mencari keadilan.

Kali ini, pihak keluarga korban yang didampingi kuasa hukumnya, melaporkan pelatih di SPN Kemiling berinisial Brigadir I ke Polda Lampung.

Laporan tersebut tertuang dalam laporan polisi nomor LP/B/358/VIII/2023/SPKT/POLDA LAMPUNG pada 24 Agustus 2023.

Baca Juga: Kata Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika soal Siswa SPN Kemiling Tewas Diduga Dianiaya Senior

"Jadi yang datang ke Mapolda Lampung yakni adik kandung ayah korban atau paman yang membesarkan APT di Lampung Timur," kata kuasa hukum keluarga korban, Salatieli Daeli, kepada awak media di Mapolda Lampung, Kamis (24/8/2023).

Salatieli mengatakan pihaknya mempercayakan penyelidikan kasus tewasnya Advent kepada kepolisian. Ia berharap akan mendapat keadilan dari kasus tewasnya Advent.

Saat membuat pelaporan ke polisi, Salatieli mengaku membawa serta bukti-bukti berupa sejumlah foto dan rekam medik.

Dia memperingatkan siapa pun yang melakukan kebohongan atau menutupi peristiwa tewasnya Advent, harus diseret dan ditindak tegas.

"Kami laporkan adanya dugaan penganiayaan berat hingga menyebabkan meninggal dunia," ujar Salatieli.

Baca Juga: Keluarga Siswa SPN yang Tewas Bawa Foto Bukti Dugaan Kekerasan ke Polisi

Sementara paman korban, Rahmat Telaumbanua, mengatakan pihaknya sengaja secara resmi melaporkan kematian keponakannya tersebut kepada Polda Lampung.

"Kami dari keluarga korban bersama dengan pihak penasehat hukum datang ke Mapolda Lampung untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Polda Lampung," kata Rahmat.

Ia mengatakan pihaknya melaporkan oknum polisi berinisial Brigadir I atas dugaan penganiayaan terhadap Advent hingga meninggal dunia.

Saat ini, kata Rahmat, pihak keluarga masih menunnggu hasil autopsi dari RS Adam Malik. Setelah hasilnya keluar, pihaknya akan menyerahkan hasil autopsi itu kepada Polda Lampung sebagai bukti.

"Jadi hasil autopsi akan diserahkan kepada Polda Lampung," kata Rahmat.

Menurut dia, pihaknya melaporkan Brigadir I berdasarkan foto-foto dan rekam medik RS Bhayangkara.

Baca Juga: Siswa SPN Polda Lampung Meninggal, Keluarga Korban Tempuh Jalur Hukum

Sebelumnya, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mengatakan kasus tewasnya Advent Pratama masih dalam penyelidikan kepolisian, baik itu yang dilakukan oleh Bidang Propam hingga olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kita sudah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi, khususnya adalah rekan-rekan almarhum yang ada pada saat itu," kata Helmy di Mapolda Lampung, Rabu (23/8/2023).

Adapun saat ini, kata dia, Polda Lampung masih menunggu hasil autopsi korban dari Rumah Sakit Adam Malik, Medan.

Menurut dia, hasil autopsi tersebut diperlukan untuk melengkapi penyelidikan yang telah dimulai oleh tim khusus (timsus) yang menangani peristiwa tersebut.

Autopsi di rumah sakit umum ini dimohonkan oleh pihak keluarga setelah membawa jenazah almarhum kembali ke Sumatera Utara.

"Kita menunggu hasil autopsi itu, dan apa pun hasilnya nanti akan kita sampaikan kepada masyarakat," ujar Helmy.

Baca Juga: Dosen UIN Surakarta Ditemukan Tewas Berlumur Darah, Diduga Jadi Korban Pembunuhan

Setelah hasil autopsi diberikan oleh pihak rumah sakit, lanjut Helmy, baru kemudian bisa disampaikan terkait hasil penyelidikan polisi. 

"Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi yang ada harus kita cocokkan dengan hasil autopsi. Intinya, supaya tidak ada spekulasi, supaya tidak bias," ucap Helmy.

Sementara terkait dugaan korban tewas karena penganiayaan oleh seniornya, Helmy mempersilakan kepada pihak keluarga korban untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya.

"Kami membuka ruang bagi masyarakat, maupun keluarga almarhum apabila ada informasi-informasi lain yang belum disampaikan kepada kami, kami membuka pintu seluas-luasnya dalam rangka membuat terang peristiwa ini," tutur Helmy.


 




Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x