Kompas TV regional jawa timur

Bayi 38 Hari Meninggal Dunia Diduga Kaget Dengar Suara Petasan, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Anak

Kompas.tv - 28 April 2023, 21:01 WIB
bayi-38-hari-meninggal-dunia-diduga-kaget-dengar-suara-petasan-ini-penjelasan-dokter-spesialis-anak
Bayi N yang berusia 38 hari di Gresik, Jawa Timur meninggal diduga akibat kaget mendengar suara petasan yang dinyalakan tetangga. (Sumber: Tribun Gresik)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - N, bayi berusia 38 hari di Gresik, Jawa Timur, meninggal dunia diduga karena kaget mendengar suara petasan.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis (27/4/2023), N sempat mengalami koma karena pembuluh darahnya pecah.

Lantas benarkah suara petasan menjadi penyebab meninggalnya bayi berusia 38 hari itu?

Melalui cuitan di akun Twitter-nya, Jumat (28/4/2023), dokter spesialis anak, Kurniawan Satria Denta, mengatakan dia tidak tahu secara pasti apakah bayi tersebut meninggal karena suara petasan.

Akan tetapi, dr. Denta menjelaskan, bayi yang baru berusia satu hingga dua bulan memang rentan mengalami pendaharan di otak yang bisa dipicu berbagai hal.

"Mulai dari benturan/hentakan/defisiensi vitamin K, dan lain-lain," kata dr. Denta lewat akun Twitter @sdenta, Jumat. Kompas TV sudah mendapatkan izin untuk mengutip cuitan tersebut.

Selain itu, dr. Denta mengatakan bayi yang berusia kurang dari enam bulan masih sangat rentan ketika mendengar suara keras.

Menurutnya, intensitas suara aman yang bisa didengar bayi adalah 50-60 dB. Apabila intensitas suara yang didengar lebih dari itu, berisiko tinggi merusak pendengaran bayi dan mengakibatkan gangguan perkembangan lebih lanjut.

"Perlu diingat juga bayi kurang dari 6 bulan kalau mendengar suara kencang kan otomatis kaget kejengkang gitu yah. Reflek moro namanya. Nah kita gak tau persis apa yang terjadi pada bayi selama waktu-waktu awal suara kencang petasan itu terjadi," lanjutnya.

Baca Juga: Kronologi Bayi Usia 38 Hari di Gresik Meninggal Diduga Kaget Suara Petasan, Pembuluh Darah Pecah

"Yang perlu diketahui banyak orang adalah, bayi gak bisa kena suara kencang-kencang. Batas suara aman yang dianjurkan pada bayi sekitar 50-60 dB. Lebih tinggi dari itu maka risiko tinggi terjadi kerusakan pendengaran dan gangguan perkembangan lebih lanjut," jelasnya.

Maka dari itu, dr. Denta mengimbau para orang tua yang mempunyai bayi di bawah usia enam bulan, bertindak tegas apabila ada yang menyalakan petasan di sekitar rumah.

"Kalau ada suara petasan di sekitar rumah terutama yang ada bayinya, ambil langkah tegas, kalau perlu lapor polisi biar gak pada main petasan dekat bayi lagi," ujarnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, nasib nahas menimpa pasangan Nur Hasim (34) dan Nur Faizah (28). N, bayi mereka yang baru berusia 38 hari, meninggal dunia diduga akibat kaget mendengar suara petasan.

Kronologi kejadian nahas tersebut berawal saat N sedang tidur di kamar selepas isya pada Sabtu, 22 April 2023.

Nufus, perwakilan keluarga korban, menceritakan, di saat bersamaan, tetangga korban berinisial T menyalakan petasan yang berukuran besar.

T menyalakan petasan di tempat yang berjarak hanya dua rumah dari kediaman korban di gang barat Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik.

Sesaat setelah petasan meledak, Nufus menuturkan, bayi N langsung kejang karena mendengar suara yang menggelegar.

Baca Juga: Terjebak Macet, Seorang Ibu di Sukabumi Melahirkan di Jalan, Bayi Selamat

"Mata sebelah kanan tidak bisa melek, sama lidahnya ke atas tidak bisa dikasih minum," ujar Nufus, seperti dikutip dari Kompas.com.

Sang bayi pun langsung dibawa ke klinik untuk mendapatkan perawatan. Karena klinik tersebut tutup, N kemudian dibawa untuk dirawat bidan.

Karena kondisinya yang semakin parah, pada Selasa (25/4/2023), bayi N dibawa ke rumah sakit di Jalan Wahidin Sudirohusodo untuk penambahan darah trombosit.

Nufus menuturkan, karena tidak tersedia fasilitas ventilator di rumah sakit itu, akhirnya bayi N dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan pada Rabu (26/4/2023) siang. Bayi N masuk ruang ICU dalam kondisi sudah koma.

Nufus menyebut, hasil tomografi terkomputasi atau CT Scan menunjukkan, bayi N mengalami pecah pembuluh darah.

"CT Scan pembuluh darahnya pecah, dikira ada benturan. Kaget suara mercon sampai pembuluh darahnya pecah. Kejang nafas berbunyi krok-krok," ungkapnya.

Nufus memastikan, saat kejadian hingga dibawa ke rumah sakit, bayi tersebut selalu digendong kedua orang tuanya dan tidak mengalami benturan.

"Tidak ada benturan usai terdengar suara mercon," ujarnya. 

Baca Juga: Bayi Menderita Hidrosefalus Terkendala Biaya Berobat


 



Sumber : Kompas TV, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x