Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Baru Sejam Tiba di Kampung, Pemudik Asal Tegal Tewas Ditusuk Keponakan

Kompas.tv - 19 April 2023, 18:52 WIB
baru-sejam-tiba-di-kampung-pemudik-asal-tegal-tewas-ditusuk-keponakan
Ilustrasi kasus kriminal. . (Sumber: Kompas TV/Alexander Blegur)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Fadhilah

TEGAL, KOMPAS.TV - Wahyono (32) gagal merayakan lebaran bersama keluarga usai nyawanya dihabisi oleh sang keponakan. 

Diketahui, Wahyono baru saja menginjakkan kaki di kampung halamannya di Slawi, Tegal, Jawa Tengah selama satu jam.

Namun, Wahyono dibunuh oleh keponakannya sendiri ARP (23) dengan cara ditusuk belati di bagian dadanya, Senin (17/4/2023). 

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong karena kehabisan darah.

Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Vonny Farizky menjelaskan, pelaku sudah berhasil diamankan. 

Baca Juga: 6 Penghuni Rumah di Medan Tewas dalam Musibah Kebakaran

Untuk motif pelaku, pihak polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pendalaman lebih lanjut.

"Proses autopsi sudah kami lakukan, hasilnya korban meninggal dunia karena mendapat tiga kali tusukan benda tajam di bagian dada," kata Vonny dikutip dari Tribunnews. 

Kronologi 

Ayah pelaku atau kakak dari sang korban, Rosichi menceritakan asal muasal kejadian nahas ini. 

Rosichi menjelaskan bahwa sang pelaku mengalami masalah syaraf otak setelah kerap mengalami kecelakaan lalu lintas. 

Pada usia enam bulan, pelaku pernah kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah.

Lalu, pada usia tiga tahun, pelaku kembali mengalami kecelakaan dan mengalami luka di bagian kepala lagi. 

Paling anyar, pelaku kembali kecelakaan dan mengenai bagian kepala pada 2007 silam. Syaraf bagian otak pelaku, disebut Rosichi, mengalami gangguan. 

Baca Juga: Suami di Lampung Bacok Istri hingga Tewas karena Enggan Masak Sahur

Kerusakaan syaraf tersebut disebut Rosichi sebagai pemicu perubahan sifat sang anak.

Menurutnya, ketika marah, sang pelaku akan lebih menggebu-gebu dan tidak terkontrol, apalagi jika ada keinginan yang tidak dapat dipenuhi. 

"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah, tapi yang beli ini kan bayarnya nyicil baru setengahnya," kata Roschi, dikutip dari Tribunnews. 

"Nah, sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain, akhirnya uang habis. Nah, anak saya ini marah dan minta uang penjualan tanah Rp40 juta ditarik lagi, dan ingin ia gunakan beli motor baru."

"Tapi kan uang sudah saya belikan material, jadi sisa Rp3 juta. Anak saya tidak mau dan akhirnya marah, ngamuk, dan mengancam saya. Akhirnya saya melarikan diri keluar rumah," ungkap Rosichi.

Baca Juga: Catat! Ini Daftar 16 Nomor Telepon Darurat saat Mudik Lebaran 2023

Lebih lanjut, Roscihi mengaku belum bertemu korban atau sang adik. Ia tidak berani ke rumah lantaran mengetahui sang anak masih mencarinya. 

Rosichi menjelaskan bahwa sang adik, atau korban baru saja sampai di rumah sekitar 30 menit - 1 jam.

"Adik saya ini baru sampai rumah sekitar setangah sampai satu jam, sampai peristiwa penusukan terjadi dilakukan anak saya," ujar Rosichi melanjutkan.

"Seharusnya sasarannya saya, tapi yang kena malah adik saya atau omnya sendiri, ya salah sasaran. Adik saya ditusuk di bagian dada pakai pisau belati," tambahnya.




Sumber : Kompas TV/Tribunnews


BERITA LAINNYA



Close Ads x