Kompas TV regional kriminal

Sosok Dewa Bocah Korban Pembunuhan di Makassar Sering Jadi Tukang Parkir Usai Sekolah, Bantu Ortu

Kompas.tv - 12 Januari 2023, 05:12 WIB
sosok-dewa-bocah-korban-pembunuhan-di-makassar-sering-jadi-tukang-parkir-usai-sekolah-bantu-ortu
Dua tersangka penculikan anak, yakni Al (17) dan Fa (14), dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/1/2023). (Sumber: Kompas.id/RENY SRI AYU ARMAN)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Gading Persada

MAKASSAR, KOMPAS.TV - MFS alias Dewa (11), bocah korban pembunuhan di Makassar adalah sosok pekerja keras oleh lingkungannya. Apalagi, ia  dikenal sebagai sosok anak yang pekerja keras. 

Usai pulang sekolah, Dewa jadi korban pembunuhan dan Penculikan Anak di Makassar pada Selasa lalu itu ternyata kerap bantu orang tua. Salah satunya jadi tukang parkir usai bersekolah. 

Selain itu, ia juga kerap yambi jadi buruh angkat-angkat barang di Pasar Toddopuli. Itu dilakukan 3 tahun terakhir, sejak usia berusia delapan tahun.

Sahabat sesama tukang parkir Dewa, Emi (32) mengisahkan bagaimaa sosok Dewa yang gemar membantu, serta kaget ketika mendengar ia jadi korban pembunuhan oleh remaja.

"Lama dia (Dewa) parkir-parkir disini, ada tiga tahun lebih kayaknya. Karena saya saja di sini baru setahun parkir-parkir," kata Emi (32) saat ditemui di halaman parkir minimarket, Jl Batua Raya, Makassar, Rabu (11/1/2023). 

Jadi juru parkir, lanjut Emi dijalani Dewa sekitar empat jam dalam sehari.

"Kalau datang habis magrib biasanya pulang jam 11 sampai ini toko (minimarket) tutup," tambah Emi dilansir dari Tribun Makassar. 

Baca Juga: Massa Ngamuk Rusak Rumah 2 Remaja yang Culik dan Bunuh Bocah SD di Makassar

Dewa pun bisa mengantongi Rp30 ribu sampai Rp50 ribu perhari. 

"Kalau sekolahnya masuk siang, pagi-pagi dia ke pasar angkat-angkat barang. Kalau masuk pagi, biasa siang dia tetap ke pasar juga angkat-angkat barang," bebernya.

Hasil kerja kasar itu, lanjut Emi dilakoni Dewa demi membantu kebutuhan dapur keluarganya.

Sementara itu, tetangga Emi, Samsiah bercerita bahwa korban penculikan di Makassar itu sudah lama ditinggal ibunya merantau ke Malaysia.

Ia pun hidup bersama ayahnya Kamrin (38) di rumah sang nenek Aminah (60).

"Dia (Dewa) itu sering bantu-bantu untuk beli ikan, beras neneknya kasihan. Hasil parkir-parkir sama angkat-angkat barangnya," ucap tetangga Dewa, Samsiah (50).

Baca Juga: Keluarga Bocah Korban Penculikan dan Pembunuhan di Makassar Minta Pelaku Dihukum Setimpal

Samsiah pun mengaku turut merasa kehilangan atas tewasnya bocah kelas lima SD itu.

"Sopan sekali itu anak kasihan, suka menyapa orangnya," ucapnya

Sebelumnya seperti diberitakan, Dewa meninggal dan ditemukan terbungkus plastik dengan kondisi kaki terikat di bawah jembatan Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Maros, Selasa kemarin.


 

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto mengungkapkan dua pelaku penculikan tersebut yakni juga anak yang masih di bawah umur, masing-masing berinisial AD (17) dan MF (14).

Kombes Budhi mengungkapkan dua remaja tersebut nekat menculik dan membunuh Fadli karena tergiur keuntungan setelah melihat iklan di internet tentang penjualan organ tubuh manusia.

"Tidak ada sindikat penjualan organ tubuh, kedua pelaku ini masih pelajar dan tergiur dengan iklan di internet," kata Kombes Budhi saat merilis kasus tersebut di Makassar pada Selasa (10/1)

 




Sumber : Kompas TV/tribun makassar


BERITA LAINNYA



Close Ads x