Kompas TV regional peristiwa

Pelabuhan Kalianget Sumenep Overload, Penumpang Tertahan Sejak 23 Desember karean Cuaca Ekstrem

Kompas.tv - 4 Januari 2023, 12:58 WIB
pelabuhan-kalianget-sumenep-overload-penumpang-tertahan-sejak-23-desember-karean-cuaca-ekstrem
Penumpang di Pelabuhan Kalianget Sumenep, Rabu (4/1/2023). (Sumber: Kompas.com/Polres Sumenep)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

SUMENEP, KOMPAS.TV – Kondisi di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur kini mengalami overload atau melebihi kapasitas akibat penumpukan penumpang. Hal ini disebabkan aktivitas pelayaran di pelabuhan tersebut masih dihentikan imbas cuaca ekstrem yang masih terjadi hingga Rabu (4/1/2023).

Melansir dari Kompas.com, sejumlah penumpang asal kepulauan, yakni Pulau Masalembu, Kangean, Sapeken, dan Raas, kini masih tertahan di Pelabuhan Kalianget sejak Jumat (23/12/2022).

"Kondisi di pelabuhan overload, penumpukan penumpang sudah terlalu banyak," ungkap Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) Kepolisian Resor (Polres) Sumenep AKP Widiarti, Rabu.  


 

Secara rinci, sebanyak 160 orang penumpang yang tertahan di Pelabuhan Kalianget terdiri dari penumpang tujuan Kepulauan Masalembu sebanyak 27 orang dan Kepulauan Sapeken sebanyak 19 orang.

 Kemudian, tujuan Kepulauan Kangean sebanyak 122 orang, dan Kepulauan Raas sebanyak 2 orang.

Baca Juga: Dilanda Cuaca Ekstrem, Ratusan Ton Ikan di Waduk Kedung Ombo Boyolali Mati Mendadak

Tempat penampungan sementara

Dari jumlah itu, para penumpang tersebar di dua pos penampungan sementara yakni, di pelabuhan dan di pos Kecamatan Kalianget untuk mengurangi penumpukan penumpang di pelabuhan.

"Jadi sengaja disebar untuk menghindari penumpukan penumpang," terang Widiarti.

Selain di dua pos tersebut, lanjutnya, beberapa penumpang juga tengah ditampung oleh anggota DPRD asal Kepulauan Masalembu, Darul Hasyim Fath.

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, setidaknya ada 40 sampai 50 orang calon penumpang yang ia tampung di rumahnya.

"Badai yang belum mereda ini telah membuat saudara-saudara kami tertahan. Atas nama konstituensi kami menyediakan rumah tinggal dan seluruh kebutuhan primer warga hingga badai mereda dan kapal transportasi kembali beroperasi,” tuturnya.

 Berdasarkan data dari BMKG, angin kencang dan gelombang tinggi di Perairan Sumenep masih akan berlangsung hingga tanggal 6 Januari 2023.

 Instansi terkait juga telah mengeluarkan edaran menunda pelayaran demi keselamatan penumpang.



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x