Kompas TV regional update

Geger Keraton Solo, Gusti Moeng: Semua Ini Dipicu dari Kesepakatan yang Dilanggar

Kompas.tv - 26 Desember 2022, 12:03 WIB
geger-keraton-solo-gusti-moeng-semua-ini-dipicu-dari-kesepakatan-yang-dilanggar
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menerangkan peristiwa geger Keraton Solo di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (26/12/2022). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Desy Afrianti

"Taunya katanya itu perintah Sinuwun (PB XIII). Loh Sinuwun itu kan sebagai ketua kami, jangan begitu dong, ini juga sebagai sedulur tua kami, harusnya kan melindungi semua," kata Gusti Moeng.

Ia mengatakan, PB XIII yang semestinya menjalankan roda adat Keraton Solo bagi seluruh warga, justru dipaska menjadi satu keluarga sendiri.

"Memang sebetulnya beliau ini sebagai 'toh' (simbol -red) bagi sentono semuanya, mengayuh sebagai seluruh warga Keraton Surakarta, tapi dipaksa Sinuwun (PB XIII) itu menjadi satu keluarga sendiri dengan istri dan anaknya, ini yang jadi rusak," ujarnya.

Gusti Moeng menilai, turunnya kesehatan PB XIII itu membuat sang istri merasa berhak menjalanan wewenang raja di Keraton Solo.

Baca Juga: Sejarah Konflik Keraton Solo: Sejak 2004, Pernah Damai saat Jokowi jadi Walikota

"Terus merasa si istri ini karena Sinuwun (PB XIII) sakit, dia yang menjalankan dan memerintah-memerintahkan yang sama sekali dia tidak tahu adat, tidak tahu aturan di keraton," tuturnya.

"Sehingga dia itu, dengan kondisi yang kemarin itu, sebetulnya mempertahankan kedudukannya, ini yang membikin kacau," ucapnya.

Ia pun mengaku tak tahan dengan sikap istri raja tersebut, sebab menurutnya sebagai sebuah lembaga adat, Keraton Solo merupakan sumber pembelajaran adat-istiadat Jawa kepada masyarakat.

"Lha saya sudah tidak tahan dengan melihat seperti ini, kami sendiri sebetulnya sebagai sebuah lembaga adat, Keraton ini banyak memberikan pembelajaran kepada masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya ingin konflik Keraton Solo segera selesai. Ia juga telah berupaya mengirim surat kepada pemerintah untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga: Ditanya Soal Geger Keraton Solo, Gibran Rakabuming Raka: Kami Siap Fasilitasi Mediasi

"Kami juga selalu menyampaikan kepada pihaknya Sinuwun (PB XIII) setiap ada pertemuan antara utusan Sinuwun dengan saya, sampaikan ke sinuwun, 'saya ingin menghadap', saya ingin menyelesaikan, dan ini bukan urusan saya sebagai adik dan Sinuwun sebagai kakak saya, bukan. Tapi ini adalah masalah lestarinya keraton ini dan itu tanggung jawab kami bersama," katanya.

Akan tetapi, komunikasi tersebut, kata Gusti Moeng, tidak pernah terbuka karena pihak PB XIII masih tertutup.

"Saya masih menunggu, pada hari terjadi gegeran lagi (Jumat), Pak Kapolres menyampaikan kalau berusaha mempertemukan saya dengan Sinuwun pada hari Senin ini sampai Selasa atau Rabu, makannya saya menunggu, semoga ini bisa terlaksana," ucapnya.

Baca Juga: Polisi dan Pemerintah Kota Undang Seluruh Pihak Keraton Solo untuk Mediasi Senin Esok




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x