Kompas TV regional budaya

Mengenang Geger Sepehi Juni 1812, ketika Keraton Yogyakarta Dijarah Habis-habisan

Kompas.tv - 24 Juni 2022, 07:15 WIB
mengenang-geger-sepehi-juni-1812-ketika-keraton-yogyakarta-dijarah-habis-habisan
Prasasti Geger Sepoy Kampung Ketelan Wijilan Jokteng Lor Wetan Yogyakarta. (Sumber: Dinas Kebudayaan Yogyakarta -)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

Dalam catatan Peter Carey disebutkan, pasukan Inggris menguras antara lain berset-set perangkat wayang kulit, alat musik gamelan keraton, uang sekitar 800 ribu dolar Spanyol setara 50 juta dolar AS sekarang, ribuan naskah kuno keraton dengan hiasan indah, serta tentu saja keris dan berbagai perhiasan milik para putri keraton.

Bahkan ketika sultan dan para pangeran tidur di tahanan, kancing-kancing berlian yang menempel di jaket para pembesar keraton itu dicopoti dengan kasar.   

"Penjarahan habis-habisan atas Keraton Yogyakarta berlangsung empat hari penuh. Babad menggambarkan adanya arus barang-barang jarahan yang tiada henti diangkut ke kediaman Residen dengan pedati dan kuli-kuli panggul," tulis Carey.

Namun dari semua barang, hanya disisakan satu saja yang tidak diangkut, yaitu Al-Qur'an dengan hiasan kaligrafi indah. Alasannya, Raffles menganggap itu bukan bagian dari budaya Hindu-Buddha.

Penjarahan ini juga membuat para pasukan Inggris kaya raya. Dari hasil uang jarahan, komandan pasukan Gillespie mengantongi 4,75 juta dolar AS, dan sisanya untuk opsir-opsir dan bala tentara. 

Separuhnya lagi dikirim ke Bengali, sehingga anggota pasukannya dapat mengirim wesel untuk keluarga-keluarga mereka di India.

Baca Juga: Ini Titah Raja Keraton Yogyakarta ke Warga Pakem

Dalam situs Dinas Kebudayaan Yogyakarta disebutkan, seluruh naskah sejarah yang ada di keraton habis diboyong oleh Raffles. Kebanyakan dibawa ke Inggris dan sekarang disimpan di Bristish Library.

"Padahal di dalam naskah tersebut banyak menceritakan sejarah panjang masyarakat Jawa yang kental akan berbagai macam bentuk filosofi," tulis Carey.

Penjarahan ini menjadi babak awal jatuhnya Keraton Yogyakarta ke tangan bangsa Barat. Dan peristiwa ini pula yang ikut mendorong lahirnya Perang Jawa (1825-1830) dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. 

Geger Sepoy tidak hanya sejarah kelam kekalahan yang meruntuhkan kewibawaan, namun juga menjadi tonggak lahirnya tata dunia baru di tanah Mataram.

Untuk mengenang peristiwa ini, dibangun Prasasti Geger Sepoy di Kampung Ketelan Wijilan Jokteng Lor Wetan Yogyakarta untuk mengenang perjuangan rakyat Jawa Mataram tempo dulu melawan penjajahan bangsa Barat.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x