Kompas TV regional muktamar nu

Kisah Warga NU Menabung 5 Ribu Rupiah Setahun Demi Berangkat Muktamar: Semua karena Cinta

Kompas.tv - 22 Desember 2021, 11:06 WIB
kisah-warga-nu-menabung-5-ribu-rupiah-setahun-demi-berangkat-muktamar-semua-karena-cinta
Kisah Warga NU bernama Ustaz Nukman (peci hitam berbaju hijau) bersama Jamaah NU Bogor nabung demi berangkat Muktamar NU di Lampung (Sumber: Kompas.tv/dedik priyanto)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Gading Persada

LAMPUNG, KOMPAS.TV - Bagaimana meneguhkan cinta pada kepada para ulama? Bagi warga Nahdliyin di Bogor, salah satunya dengan cara mendatangi, mendengar dan melihat para ulama, meskipun dari jauh. Itu terjadi di Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, 22-23 Desember 2021.

Ustaz Nu’man Hakim (54) dari Bogor misalnya, mengisahkan bagaimana perjuangan para jamaah NU untuk bisa pergi ke Lampung.

Perjuangan, yang menurutnya, adalah salah bukti rasa cinta kepada ulama.

Ia pergi ke Muktamar bersama para jamaahnya dengan kantong sendiri. Urunan dari para jamaah di majelis taklim dan jamaah pengajian.

“Kami mengumpulkan uang secara secara sukarela. Pengumuman ke jamaah sudah setahun sebelum muktamar, lalu mereka nabung. Macem-mecem, ada yang 5 ribu tiap pengajian selama 1 tahun demi melihat para ulama di Muktamar,” tutur Nu’man kepada KOMPAS.TV Rabu (22/12).

Saat pembukaan Muktamar, Nu'man pun lesehan di depan layar besar, khusyuk menghadirkan Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar berpidato.

Ia berkali-kali mengaminkan, meresapi tiap makna kalimat yang muncul dari KH Miftachul Achyar sambil mulutnya bergumam zikir. 

Baca Juga: Said Aqil Siradj di Muktamar ke-34 NU: Nasionalisme dan Agama Tidak Boleh Dipertentangkan

Patungan untuk muktamar ini ini kerap berlangsung selama pengajian, tiap dua minggu sekali. Secara rutin, mulai dari Rp5.000, Rp10.000, Rp25.000 dan dikumpulkan sedikit demi sedikit. 

Jika ada Nahdliyin yang punya rezeki banyak, maka ia menyumbang lebih. Tapi lebih banyak orang-orang biasa, para Muslimat, Fatayat NU dan organisasi-organisasi di bawahnya yang bahu-bahu mengocek keringat demi berangkat muktamar.

Nu’man adalah salah satu Muhibbin dan berkhidmat di MWC NU Parung Panjang, seperti pengakuannya, mereka adalah orang-orang yang cinta kepada para ulama dan berharap mendapatkan berkah. 

Berkah ketika Muktamar lewat para kiai yang datang, meskipun tidak bisa mencium tangan langsung laiknya tradisi ketika umat bertemu ulamanya. 

Baca Juga: Adu Baliho Politisi di Muktamar NU Lampung: Cak Imin Ada di Mana-Mana, Zulhas Berdoa

Nu’man pun bersama 120 jamaah warga NU menyewa 2 bus untuk jalan ke Muktamar dari daerahnya di Bogor, Jawa Barat.

Ia menempuh perjalanan  lebih dari 279 KM dari Parung Panjang sampai ke Lampung Tengah.

“Melihat para ulama dari jauh saja sudah merupakan keberkahan. Kami juga ziarah di makam ulama-ulama  di Lampung,” tambah dia.

Ustaz Nu’man tercatat adalah alumni Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.

Dalam sejarah NU, pondok pesantren ini juga menyumbang seorang ketua PBNU yang disegani bernama KH Hasyim Muzadi yang jadi ketua PBNU periode 1999-2004. 

Baca Juga: Muktamar NU: Fenomena Romli, Istilah Penggembira Muktamar yang Jumlahnya Puluhan Ribu

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x