Kompas TV regional kriminal

Korban Pemerkosaan Mengaku Dihipnotis Herry Wirawan, Pelaku Bisiki Telinga Santriwati

Kompas.tv - 11 Desember 2021, 16:19 WIB
korban-pemerkosaan-mengaku-dihipnotis-herry-wirawan-pelaku-bisiki-telinga-santriwati
Ilustrasi. Herry Wirawan, pelaku pemerkosaan terhadap 21 santriwatinya di Bandung, disebut membisiki telinga para korban sebelum melakukan perbuatan kejinya. (Sumber: KOMPAS.COM/Shutterstock)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Edy A. Putra

BANDUNG, KOMPAS.TV - Kabar baru terkait modus Herry Wirawan melakukan pemerkosaan santriwati di pesantrennya di Bandung, Jawa Barat, beredar.

Hal ini terlontar dari kuasa hukum para korban pemerkosaan, Yudi Kurnia. Ia mendapatkan pengakuan itu langsung dari para korban.

Menurut korban, pelaku biasanya membisiki telinganya, seperti melakukan hipnotis saat hendak melaksanakan niat kejinya.

“Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi pada Sabtu (11/12/2021), dikutip dari Tribunjabar.id.

Baca Juga: 6 Fakta Dugaan Pencabulan terhadap Santriwati di Tasikmalaya oleh Gurunya

Akibatnya, para korban yang awalnya menolak, jadi mengikuti kemauan pelaku. Yudi menyebut, pelaku biasanya membisikkan sesuatu dekat dengan telinga korban. 

"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau," kata Yudi.

Ia menambahkan, hal itu juga yang membuat para korban tidak melaporkan kekejian Herry Wirawan.

"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orang tuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," tutur Yudi.

Seperti diketahui, guru pesantren asal Bandung yang bernama Herry Wirawan (36) memperkosa 21 santriwati di yayasan miliknya.

Akibat kekejian pelaku, para korban hamil dan melahirkan 10 orang anak. Salah seorang santriwati bahkan sudah memiliki dua anak di usia 14 tahun.

Baca Juga: 4 Mahasiswa PTN di Aceh Jadi Korban Pelecehan Seksual, Dosen Kirim Pesan Mesum

Dari seluruh korban, 11 anak di antaranya berasal dari Garut dan sedang mendapatkan pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut.

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat juga tengah menyelidiki temuan baru, di antaranya dugaan penyelewengan dana bantuan untuk pesantren yang dilakukan pelaku.

Kasus pemerkosaan santriwati itu pertama kali dilaporkan kepada kepolisian pada pertengahan 2021. Namun, kasus ini baru diketahui publik ketika sidang ketujuh dengan agenda mendengar keterangan saksi di Pengadilan Negeri Bandung, Selasa (7/12/2021) lalu.

Pencabulan di Pesantren Tasikmalaya

Selain di Bandung, kasus kejahatan seksual juga terjadi di pesantren daerah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Hal ini berdasarkan laporan korban pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya.

Pelaku adalah guru pesantren bernama Anwar Sidik yang mencabuli 9 santriwati berusia 15-17 tahun.

Perbuatan pencabulan itu dilakukan di beberapa lokasi di tempat pendidikan, mulai dari tempat mengajar dan lingkungan pesantren saat lokasinya sepi.

KPAID Tasikmalaya kini telah melaporkan kasus pencabulan santriwati itu kepada Polres Tasikmalaya sambil mendampingi penyembuhan psikologis korban.

Baca Juga: Seorang Polisi Diduga Paksa Istri Tahanan Berhubungan Seksual di Bawah Ancaman




Sumber : Tribunjabar.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x