Kompas TV regional peristiwa

Ternyata PVMBG Pernah Keluarkan Peringatan Dini Bencana Gunung Semeru, tapi BPBD dan Pemda Abai

Kompas.tv - 7 Desember 2021, 05:05 WIB
ternyata-pvmbg-pernah-keluarkan-peringatan-dini-bencana-gunung-semeru-tapi-bpbd-dan-pemda-abai
Seorang personel tim penyelamat berjalan di wilayah yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (Sumber: AP Photo/Trisnadi)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Hariyanto Kurniawan

Sebab daerah-daerah tersebut rawan guguran awan panas, dan jika curah hujan tinggi dapat membawa material dari kawah yang terus meluncur ke bawah hingga 10 – 11 kilo meter.

“Harusnya diwaspadai. Ini sebagai alat mitigasi bahwa untuk radius 5 km dari puncak dan sepanjang sungai Kobokan harus dikosongkan, itu salah satu early warning."

Namun dia menegaskan PVMBG hanya merekomendasikan dan tidak berwenang melaksanakan sterilisasi kegiatan di daerah-daerah yang masuk ke peta rawan bencana tersebut.

“Kami (PVMBG, Badan Geologi Kementerian ESDM) merekomendasikan saja, Pemda setempat dan BPBD mestinya menindaklanjuti apa yang sudah kami rekomendasikan,” papar Eko.

Dia mengatakan seharusnya rekomendasi PVMBG itu ditindaklanjuti meskipun erupsi Semeru belum maksimal. Sebab tidak ada yang bisa memprediksi kapan erupsi besar akan terjadi. Namun, sambung Eko Budi, jika erupsi besar terjadi maka dampak di daerah rawan bencana tidak terlalu besar karena daerah tersebut sudah tanpa kegiatan.

“Yah seharuusnya rekomendasi harus diikuti. Sehingga nanti apakah ada erupsinya besar atau kecil ya akan terhindar (korban), kalau tidak ada kegiatan,” ungkapnya.

Baca Juga: Erupsi Semeru Kembali Terjadi Senin Pagi, Warga Panik Selamatkan Diri

Budi Eko Lelono membenarkan bahwa daerah-daerah yang saat ini terdampak bencana erupsi Merapi, merupakan daerah yang sebelumnya telah dipetakan oleh PVMBG dalam sistem peringatan dini.

“Peta-peta kawasan rawan bencana yang kami buat sudah memasukan itu. Termasuk 10 -11 kilometer Sungai Kobokan ke arah Tenggara. Itu memang sudah diprediksi sampai di sana,” ungkapnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (6/12/2021), melaporkan korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur telah mencapai 22 jiwa.

Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Senin.

"Update (hingga) pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal itu 22 orang. (Dengan rincian) di Kecamatan Pronojiwo 14 orang, kemudian di Candipuro delapan orang," kata Abdul.

Abdul menambahkan, dari total korban meninggal saat ini, lima yang ada di Kecamatan Pronojiwo masih belum teridentifikasi.

"Untuk Kecamatan Candipuro itu ada delapan orang meninggal dunia, di mana ada satu korban yang ditemukan di Kebon Deli Selatan jam 15.45 WIB dan masih belum dapat diidentifikasi," tambahnya.

Selain itu, hingga detik ini masih ada 27 korban hilang sehingga tim di lapangan terus berfokus untuk mencari dan menyelamatkannya.

"Dan masyarakat terdampak, baik di dua kecamatan yang terdampak langsung guguran awan panas maupun di delapan kecamatan yang terdampak abu vulkanik, jumlahnya 5.205 orang," tuturnya.

Abdul pun menyebut, terdapat 2.004 jiwa yang saat ini tengah mengungsi dan tersebar di 19 titik pengungsian.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x