Kompas TV regional sosial

Menguak Sejarah Lambang Negara di Rumah Garuda Bantul

Kompas.tv - 31 Mei 2021, 18:18 WIB
menguak-sejarah-lambang-negara-di-rumah-garuda-bantul
Nanang Rachmat Hidayat mendirikan Rumah Garuda di Pedukuhan Sumber Batikan RT.3 RW.37, Kalurahan Trirenggo, Bantul. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Hariyanto Kurniawan

Telur garuda bermakna telur sebagai dunia asal-usul garuda di masa lalu dari sudut pandang sejarah. Sementara, mencari telur garuda bisa dimaknai sebagai telur masa depan atau generasi masa depan.

Rumah Garuda pun akhirnya berdiri pada 17 Agustus 2011. Lewat Rumah Garuda, ia ingin mengedukasi masyarakat dan sejarah asal-usul lambang negara Indonesia.

Barang koleksi di dalam Rumah Garuda ada sekitar 400 dengan bentuk beragam dan tidak melulu lambang negara. Ada karya dua dan tiga dimensi, ada juga karya seni dan alat musik etnik nusantara, termasuk buku-buku, video, dan foto yang terkait dengan garuda.

Nanang punya tujuan utama mendirikan Rumah Garuda. Ia ingin menguak sejarah lambang negara yang tidak pernah dikupas secara tuntas. Jarang bahkan nyaris tidak ada mata pelajaran sejarah yang membahas secara detail munculnya lambang negara ini.

Ada 12 panel yang terpasang di Rumah Garuda. Setiap panel menjelaskan proses kelahiran lambang negara.

Ketika itu, terbentuk panitia Indonesia Raya yang diketuai K Hajar Dewantara dengan sekretaris M Yamin dan sejumlah ilustrator yang membantu membuat sketsa relief candi yang jadi acuannya.

Pada 1950, proses ini dilanjutkan panitia lencana negara dengan Sultan Hamid II sebagai koordinator, M Yamin sebagai ketua, dan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, Raden mas Ngabehi Purbo Caroko, Muh Nasir, dan MA Pelupessy.

Setelah satu bulan berproses, lambang negara itu pun muncul. Presiden Soekarno menyempurnakannya dengan mengutus Dirk Ruhl Jr, seorang warga Jerman yang juga penasihat Kerajaan Belanda, pakar semiotik, dan ahli membuat lambang-lambang yang disebut heraldik untuk menyempurnakan garuda sebagai lambang negara Indonesia.

Baca Juga: Batutara Percussion – Garuda Pancasila

“Ada penambahan jambul di kepala, membalikkan arah cakar, termasuk menghitung golden section sehingga proporsinya menarik,” kata Nanang.

Menurut Nanang, setelah orang memahami sejarah, maka baru bisa memaknai simbol. Ia pun berharap pengunjung yang datang ke Rumah Garuda bisa memposisinya diri sebagai garuda.

“Garuda itu yang utama, ketika sudah menjadi garuda, baru bisa memakai kalung yang dibebani perisai Pancasila,” tutur laki-laki yang dikenal dengan panggilan Nanang Garuda ini.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x