Kompas TV regional viral

Kampung di Ponorogo Ini Disebut Kampung Mati, Begini Kondisinya

Kompas.tv - 5 Maret 2021, 11:27 WIB
kampung-di-ponorogo-ini-disebut-kampung-mati-begini-kondisinya
Salah satu rumah kosong yang ditinggal pemiliknya di Sumbulan, Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo (Sumber: KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)
Penulis : Gading Persada

Ipin menjelaskan, sejak lima tahun terakhir kampung tersebut tak berpenghuni. Padahal di dalam kampung ada empat bangunan rumah permanen yang masih layak huni.

Sehingga sempat pula ada dua KK yang memilih tinggal di sana. Namun, kedua KK itu akhirnya tetap memilih langkah yang diambil warga lainnya untuk pindah.

“Dahulu masih ada dua kepala keluarga. Tetapi, empat atau lima tahun lalu sudah tidak lagi yang tinggal di lingkungan tersebut,” kata Ipin, Kamis (4/3/2021).

Soal ramainya kampung mati itu pada beberapa tahun lalu juga dibenarkan Ipin. Dia menjelaskan kampung tersebut ramai dikunjungi oleh orang untuk menimba ilmu di Desa Plalang.

Baca Juga: Viral Video Selebgram Dinda Shafay Dilecehkan, Ini Respons Kopi Kenangan

Namun lambat laut, warga memilih pindah mengikuti keluarga ke kampung lain.

Dia pun membantah bila warga meninggalkan kampung itu karena persoalan mistis meski dia tak memungkiri seluruh tempat pasti memiliki cerita mistis masing-masing.

“Warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya sepi. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, yang punya anak ikut anaknya," tutur Ipin.

Tapi, meski kampung mati itu kosong tak berpenghuni, ternyata ada mushala yang masih dimanfaatkan warga utuk menjalankan ibadah Shalat Zuhur dan Ashar.

Mereka yang datang adalah petani yang memiliki sawah di dekat lingkungan tersebut.

“Mushala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” imbuhnya.

Baca Juga: Viral Sunmori Terobos Ring 1, Paspampres: Bahaya Tidak Langsung, Harus Segera Dilumpuhkan

Lebih lanjut Ipin mengatakan hingga saat ini, tidak ada satu pun warga yang ingin kembali ke kampung tersebut karena mereka sudah memiliki rumah sendiri.

Namun sesekali mereka datang ke kampung mati karena masih memiliki aset. Kepemilikan tanah di kampung tersebut sebagian besar dikuasai beberapa ahli waris.

Serta mereka datang untuk menggelar acara peringatan hari wafatnya pendahulu yang meninggal di kampung tersebut.

Kampung mati tersebut sempat ditawar oleh pengembang untuk dijadikan komplek perumahan.

Baca Juga: Viral! Seorang Pengunjung Mal Menempelkan Sepatunya ke Bagian Tepi Eskalator: Sepatu Anda Kotor?

Namun pemilik tanah menolak tawaran tersebut. Mereka hanya akan menjual tanah mereka jika untuk membangun pesantren.

"Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya," ujar Ipin.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x