Kompas TV regional peristiwa

Mirip di Tuban, Warga Satu Desa di Kuningan Kaya Mendadak dari Proyek Waduk

Kompas.tv - 20 Februari 2021, 20:00 WIB
mirip-di-tuban-warga-satu-desa-di-kuningan-kaya-mendadak-dari-proyek-waduk
Warga Desa Kawungsari, Cibeureum, Cahyono (baju putih) yang membeli motor baru. Warga desa ini mendadak jadi miliarder karena terdampak pembangunan Waduk Kuningan.  (Sumber: Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai)
Penulis : Fadhilah

KUNINGAN, KOMPAS.TV - Fenomena kaya mendadak kembali terjadi di Indonesia. Kini warga satu desa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang mendadak jadi miliarder, seperti yang dirasakan warga Tuban, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Baik warga Tuban maupun warga Kuningan, mereka sama-sama mendapat uang pembebasan lahan atas pembangunan proyek.

Bedanya, warga Tuban dari proyek pembangunan kilang baru yang digarap PT Pertamina (Persero), sedangkan warga Kuningan mendapat ganti untung dari proyek pembangunan Waduk Kuningan.

Setidaknya ada enam desa di Kuningan yang terdampak akibat pembangunan tersebut dan satu desa harus hijrah dan mencari lokasi baru berikut perangkat dan kantor desanya.

Baca Juga: Lagi, Warga Satu Desa di Kuningan Mendadak Miliarder Borong Mobil dan Motor

Foto sejumlah warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, dengan ramai-ramai membeli mobil baru. (Sumber: Tribunnews/Istimewa)

Borong Mobil dan Motor Ramai-Ramai

Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan, bahkan ramai-ramai memborong kendaraan baru, baik motor maupun mobil.

Hal tersebut diungkapkan Kades Kawungsari, Kusto. Menurutnya, kejadian di Tuban itu sama persis dengan yang terjadi di daerahnya.

"Di sana (Tuban), warganya mendapat ganti untung dari PT Pertamina dan di sini kami juga sama dapat ganti untung dari pembangunan Waduk Kuningan," ucapnya dikutip dari Tribuncirebon.com, Sabtu (20/2/2021).

Menurutnya, dampak pembangunan Waduk Kuningan, ganti untung tersebut menyisakan sekitar 3 persen lagi yang belum dibayar.

"Ketiga persen itu dari bidang tanah milik warga yang belum dapat ganti untung dan alasan itu dari administrasi serta menunggu keuangannya dari pemerintah juga," ujarnya.

Sejak mendapat keuntungan bak ketiban durian, kata Kusto, warga banyak menggunakan uang itu untuk hal-hal konsumtif. Ini bisa dibuktikan dengan pembelian unit mobil dan motor.

"Dalam setiap hari, ada 30 unit motor dengan berbeda merek itu dibeli warga kami. Mayoritas motor gede matic seperti NMax atau PCX yang menjadi idola warga kami," ujarnya.

Melihat perilaku warga, kata dia, tentu menjadi suka dan duka. Terlebih dengan program pemerintah yang memaksa warga dan pemerintah desa harus hengkang dari sini.

"Iya Kang, sukanya melihat warga senang bisa punya keinginan. Seperti ada yang beli motor, beli tanah, dan beli perhiasan dan lainnya. Namun, dukanya juga bisa dibayangkan ketika kami harus pindah domisili dan ini dirasakan warga kami semua tanpa kecuali," ujarnya.

Total kendaraan baru, baik roda dua maupun roda empat, ia mengaku sudah ada sebanyak 300 unit kendaraan baru, motor khususnya.

Hal itu terbukti dengan satu keluarga atau satu rumah membeli lebih dari satu motor.

"Iya dalam satu rumah warga kami, motor baru itu ada yang dua, tiga atau lebih dari itu. Kejadian ini sudah berjalan dan pemberian ganti untung beberapa waktu lalu," kata Kusto.

Ia menambahkan jumlah Kepala Keluarga di desanya itu ada sekitar 300 KK.

"Iya jumlah KK di sini hanya tiga ratusan dan jumlah jiwa di sini ada sekitar 1300-an jiwa," ucapnya.

Baca Juga: Jika Kaya Mendadak seperti Warga di Tuban, Bagaimana Cara Kelola Finansial dengan Baik?

Warga Berebut Saweran Barang Baru

Tidak sedikit anak-anak dan emak-emak serta pemuda di sana, menanti sang pemilik kendaraan baru untuk nyawer alias berbagi kebahagiaan atas barang barunya tersebut.

Emak Yohana (43) saat ditanya mengaku bahwa saweran ini biasa dilakukan warga saat memiliki barang baru, terutama kendaraan.

"Iya, setiap beli motor atau mobil, warga di sini pasti sawer dan itu sudah menjadi budaya mungkin ya," ujar Yohana.

Motor yang baru turun dari mobil pikap, langsung dikerubuti warga untuk melihat unit motor tersebut.

"Ya, warga kumpul dan melihat motor baru itu wajar. Namun berkumpulnya itu sambil menunggu sawer," katanya.

Setelah diturunkan, motor tidak lantas dimasukkan ke langsung ke rumah. Melainkan motor matic besar dengan fitur bagus ini diparkir di halaman rumah.

"Tadi motor disimpan di halaman rumah dan di situ terjadi adat saweran gitu," katanya.

Selain ada uang pecahan bercampur beras dan bunga, ada juga permen dengan aneka rasa terlihat disawekan kepada warga.

"Meski tidak banyak mendapat uang saweran tadi. Ya, yang penting senang aja Kang, itung-itung hiburannya sih," ujarnya.

Pemilik motor baru tersebut, Cahyono mengatakan kejadian yang dialami warga di wilayahnya sama dengan di Tuban, Jawa Timur.

"Iya ada desa miliarder sama dengan di Tuban itu," ujarnya.

Baca Juga: Sedih Lihat Para Miliarder Tuban Borong Mobil, Pertamina Rosneft Turun Tangan

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x