Kompas TV regional peristiwa

Update Gempa Sulbar, Korban Meninggal 56 Orang

Kompas.tv - 17 Januari 2021, 07:47 WIB
update-gempa-sulbar-korban-meninggal-56-orang
Mobil dan bangunan rusak akibat gempa Mamuju, Sulawesi Barat (Sumber: antaranews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban meninggal akibat gempa M6,2 di Sulawesi Barat.

Berdasarkan data yang diperbarui pada pukul 20.00 WIB, Sabtu (16/1/2021), jumlah korban meninggal bertambah menjadi 56 orang.

Rinciannya, 47 orang meninggal di Kabupaten Mamuju, dan 9 orang meninggal di Majene.

Baca Juga: Pengungsi Gempa Majene Mulai Sakit dan Butuh Makanan Akibat Cuaca Buruk

Sebelumnya korban tewas berjumlah 46 orang, dengan 37 orang tewas di Mamuju dan 9 orang meninggal di Majene.

Sehingga terdapat penambahan jumlah orang meninggal di Mamuju sebanyak 10 orang.

Data korban luka yang dihimpun oleh BNPB sebesar 637 orang di Kabupaten Majene. Rinciannya, 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan.

"Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat dan rawat inap," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/1/2021).

BPBD setempat terus melakukan pemutakhiran data korban terdampak gempa berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut.

Baca Juga: Sulawesi Barat Sudah Punya Sejarah Soal Gempa, Ini Penjelasannya

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait potensi tersebut.

Untuk masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam, BNPB mengimbau agar waspada longsoran dan reruntuhan batu.

Untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.

Masyarakat diminta untuk dapat mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya.

Baca Juga: Tiba di Mamuju, KRI Teluk Ende Bawa 30 Ton Obat dan Sembako untuk Korban Gempa Sulawesi Barat

"Masyarakat diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoaks mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami," kata Raditya.

Masyarakat dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada di sekitar tempat tinggal.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x