Kompas TV regional peristiwa

Cerita Penjual Batik Beralih Jajakan Janda Bolong, Laris Manis Bak Kacang Goreng

Kompas.tv - 2 Oktober 2020, 16:27 WIB
cerita-penjual-batik-beralih-jajakan-janda-bolong-laris-manis-bak-kacang-goreng
Tanaman Monstera adansonii variegata atau yang karib disebut Janda Bolong. (Sumber: KOMPAS.COM/Dian Reinis Kumampung)
Penulis : Tito Dirhantoro

YOGYAKARTA, KOMPAS TV - Tidak pernah terpikir dalam benak Della Via Yora untuk memanfaatkan aneka tanaman yang terbengkalai di kebunnya.

Pada awal 2020, ia masih sibuk dengan batik-batiknya. Laki-laki berusia 38 tahun itu membuka kios batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Pandemi datang, pengunjung pasar hilang. Kiosnya sepi, minim bahkan nyaris tidak ada pembeli.

Baca Juga: Janda Bolong Laku Hingga Jutaan Rupiah, Penjual Tanaman Hias Ungkap Penyebabnya

Della berpikir usaha apa yang harus dilakukan supaya roda perekonomiannya tetap berputar.

Di media sosial, ia mengamati tren indoor gardening, salah satunya, tanaman janda bolong. Lantas, ia teringat dengan janda bolong di kebun rumahnya.

"Itu sebenarnya koleksi bapak saya, tapi sebagian tidak terurus," ujarnya kepada Kompas.tv, Jumat (2/10/2020).

Ia pun memutuskan untuk mulai mengembangkan tanaman di kebunnya dan dijual. Mulai April lalu, ia fokus menjual aneka tanaman hias.

Baca Juga: Fakta-Fakta Pemicu Harga Tanaman Hias Monstera Janda Bolong Menggila, Apa Saja?

Bahkan ia memanfaatkan media sosial Instagram untuk memasarkan dengan akun @tanamanhiasjogja.bantul.

Sebagian tanaman berasal dari kebunnya, tetapi ada pula tanaman yang dibelinya dari Jawa Barat.

Mengapa ia mengambil barang dari Jawa Barat? Menurut Della, tanah di Jawa Barat bagus untuk persemaian sehingga menghasilkan tanaman yang baik.

Janda bolong juga tidak ketinggalan. Sejak dua bulan terakhir permintaannya mengalir tiada henti.

Baca Juga: Harga Janda Bolong Tinggi, Pakar Unpad: Sebatas Permainan Dagang

"Seperti jualan kacang, jadi kalau saya punya 10 ya biasanya langsung diminta semua oleh teman untuk dijual lagi," ucapnya.

Stok janda bolong di tempatnya menipis, namun ia mulai menanam lagi. Ada 20 yang baru ditanam dan jika sudah dua minggu bisa dilepas.

Ada tiga jenis janda bolong yang secara umum dicari orang, yakni andangsoni yang ukurannya kecil dan harganya paling murah, acuminata yang ukuran daunnya bisa sebesar telapak tangan, serta obliqua yang sangat sulit ditemui karena jarang.

Obliqua memiliki bolong yang besar dan daging daun hanya di tepi saja.

Baca Juga: Kartika Putri Kaget Harga Janda Bolong Rp 90 Juta

Della biasanya menjual andangsoni dan acuminata. Ia membanderol andangsoni dengan harga mulai Rp 35.000 dan acuminata mulai Rp 100.000, tergantung ukurannya.

"Obliqua saya tidak jual, sulit ditemui, dan juga tidak punya pasarnya," kata warga Bantul ini.

Menanam dan memelihara janda bolong tidak sulit. Della memastikan yang tidak boleh dilupakan adalah memberi air setidaknya dua hari sekali.

Baca Juga: Harga Tanaman Janda Bolong Meroket, Ini Sebabnya

Selain itu menempatkan tanaman janda bolong di tempat yang teduh karena tanaman ini tidak terlalu suka sinar matahari. (Switzy Sabandar)




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x