Kompas TV regional update corona

Kasus Semakin Tinggi, Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RS Swasta Bekasi Mulai Terbatas

Kompas.tv - 12 September 2020, 20:08 WIB
kasus-semakin-tinggi-ruang-isolasi-pasien-covid-19-di-rs-swasta-bekasi-mulai-terbatas
Ilustrasi petugas medis memeriksa kondisi pasien di ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien positif virus corona. (Sumber: KOMPAS.COM)
Penulis : Johannes Mangihot

BEKASI, KOMPASTV – Tingginya angka kasus baru membuat rumah sakit swasta rujukan di Kota Bekasi tak mampu lagi menampung pasien Covid-19 dengan gejala berat.

Ketua Asosiasi RS Swasta Indonesia Kota Bekasi Eko Nugroho menjelaskan hampir semua rumah sakit swasta rujukan di Bekasi kini mulai kehabisan ruangan isolasi bertekanan negatif atau Hepa Filter dengan ventilator.

Menurut Eko, sejauh ini sejumlah RS swasta di Bekasi sudah menambah kepasitas tempat tidur untuk pasien gejala ringan hingga berat, seiring penambahan kasus Covid-19.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Siapkan GOR untuk Ruang Isolasi Pasien Corona

Awalnya, hanya ada 199 tempat tidur, kini sudah ditambah menjadi 464 tempat tidur isolasi bagi pasien gejala ringan hingga berat. 

Namun untuk ruang isolasi dengan ventilator dan filter udara sangat terbatas karena keterbatasan biaya.

“Datanya per hari ini ada 490 sekian (pasien Covid-19), tetapi data itu bergerak terus yah. Ini gejala ringan dan gejala berat. Berarti hampir sebagian besar rumah sakit full, terutama yang butuh ventilator. Jadi kalau misalkan ada kasus berat, Kota Bekasi sudah tidak bisa menampung,” ujar Eko, Sabtu (12/9/2020). Dikutip dari Kompas.com.

Eko menambahkan ada tiga jenis ruangan isolasi. Pertama ruangan isolasi bertekanan negatif dengan ventilator, lalu ruangan bertekanan negatif tanpa ventilator, dan terakhir ruangan isolasi biasa.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Corona, Satgas Covid-19 Siapkan 2 Tower Tambahan di Wisma Atlet

Saat ini rata-rata paling banyak ruangan yang tersedia hanya untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Untuk ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator di rumah sakit swasta rujukan kini masih terbatas.

“Karena menampung gejala berat itu butuh ventilator butuh alat untuk filter di ruang isolasi dan itu harganya enggak murah,” ujarnya.

Lebih lanjut Eko menegaskan kondisi ini akan berimbas pada tingginya kemungkinan angka kematian pasien Covid-19. Terutama pasien yang memiliki gejala berat atau punya penyakit bawaan.

Baca Juga: Satu Keluarga di Bekasi Positif Covid-19, Ibu dan Anak Meninggal Dunia

Hal ini dikarenakan pertolongan pertama untuk pasien Covid-19 yang bergejala berat jadi sulit ditangani.

“Kalau berat dan harus pakai ventilator berarti lebih dari 50 persen kemungkinannya (tingkat potensi kematian) secara medis. Kemungkinan selamatnya tipis. Memang takdir di tangan Tuhan, tetapi secara medis hitungannya begitu,” kata Eko.

Meski demikian, ia berjanji akan tetap melakukan semaksimal mungkin untuk keselamatan pasien Covid-19 meski tempat tidur dengan ventilator terbatas.

Ia juga berharap Pemerintah menambah tempat tidur isolasi dengan ventilator untuk menekan angka kematian Covid-19 di Kota Bekasi. Kondisi rumah sakit tersebut juga sudah dilaporkannya ke Pemkot Bekasi.

Baca Juga: Anies: Alasan PSBB Lagi, RS DKI Terancam Penuh 17 September

“Jadi, sebetulnya sudah terpikirkan sejak awal oleh Pemkot Bekasi. Investasi di bidang alat kesehatan tidak mudah, mahal, maka pemerintah sudah berupaya minta sumbangan atau apa gitu untuk beli alat ventilator itu,” ujar Eko.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x