Kompas TV olahraga sepak bola

Waduh, Wasit Final Liga Champions Diselidiki Usai Berbicara di Acara Pemimpin Ekstremis Sayap Kanan

Kompas.tv - 2 Juni 2023, 08:59 WIB
waduh-wasit-final-liga-champions-diselidiki-usai-berbicara-di-acara-pemimpin-ekstremis-sayap-kanan
Wasit Szymon Marciniak (kiri) yang akan memimpin laga final Liga Champions diselediki setelah dituduh hadir dan menjadi pembicara dari acara yang diselenggarakan pemimpin ekstremis sayap kanan Polandia. (Sumber: AP Photo/Jon Super)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

“UEFA dan seluru komunitas sepak bola membenci nilai-nilai yang dipromosikan grup tersebut, dan menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius,” bunyi pernyataan itu dikutip dari The Guardian, Kamis (1/6).

“Pengumuman lebih lanjut akan dilakukan besok, setelah meninjau semua bukti,” tambahnya.

Kehadiran Marciniak di acara tersebut perytama kali diungkapkan oleh organisasi anti-rasis, Never Again.

“Kami kaget dan terkejut dengan hubungan publik Marciniak dengan Metzen, serta merk politik sayap kanannya yang beracun,” ujar salah satu pendiri Never Again, Rafal Pankowski.

“Ini tidak sesuai dengan nilai-nilai dasar fair play seperti kesetaraan dan rasa hormat. Kami meminta wasit mengakui kesalahannya. Jika tidak, kami yakin UEFA dan FIFA harus mengambil konsekuensinya,” tambahnya.

Pada poster Everest, yang didistribusikan di media sosial, memperlihatkan Mentzen yang sedang meminum bir.

Poster lainnya, memperlihatkan Marciniak menggunakan seragam wasit FIFA.

Baca Juga: Christophe Galtier Pastikan Lionel Messi Tinggalkan PSG di Akhir Musim

Marciniak sendiri diperkenalkan sebagai pembicara dengan Mentzen memujinya sebagai seorang pembicara yang jenius.

Marciniak dianggap sebagai salah satu wasit internasional terbaik di generasinya.

Ia memimpin laga final Piala Dunia antara Argentina dan Prancis pada Desember di Qatar, dan Piala Super UEFA 2018.

Ia juga sempat menjadi “Wasit Terbaik Dunia” berdasarkan penilaian Federasi Internasional Sejarah dan Statistik Sepak Bola (IFFHS) pada 2013.



Sumber : The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x