Kompas TV olahraga kompas sport

Manajemen Mandalika Dinilai Kurang Pengalaman, Marshall Dipersoalkan

Kompas.tv - 15 November 2021, 16:28 WIB
manajemen-mandalika-dinilai-kurang-pengalaman-marshall-dipersoalkan
Foto udara pekerja menyelesaikan pengecatan ornamen Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Direktur Operasional Sirkuit Sentul Rio Sarwono menyebut bahwa ada banyak persoalan yang menyebabkan Balapan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) pada Minggu (14/11/2021) resmi ditunda pekan depan.

Adapun persoalan Marshall yang disebut sebagai salah satu alasan penundaan kegiatan, kata Rio, hanya dijadikan sebagai kambing hitam.

Sebab, sebetulnya inti permasalahan terletak pada manajemen yang belum berpengalaman.

"Memang kita semua sudah memprediksi hal ini akan terjadi karena, mohon maaf, manajemennya belum mempunyai pengalaman. Dan, menurut kami itu, masalah Marshall hanya salah satu dari masalah-masalah lain yang masih ada. Tapi yang dikambinghitamkan adalah masalah Marshall," kata Rio Sarwono, Senin (15/11/2021).

Dalam hal ini, Rio menyoroti salah satu akibat dari pengalaman manajemen yang kurang menyebabkan tidak terkelolanya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan baik, yakni Marshall yang diambil dari putra daerah.

Baca Juga: Kualitas Marshall Jadi Penyebab IATC Mandalika Ditunda, Gubernur NTB: Evaluasi untuk WSBK dan MotoGP

Menurut dia, marshall yang diambil dari putra daerah bukan masalah, tetapi seharusnya kekurangan dan kelebihan perlu diketahui oleh pihak manajemen.

Terlebih soal kualitas marshall yang dikeluhkan dan menjadi satu faktor penundaan balapan IATC.

"Masalah SDM kan bagaimana kita mengelola SDM-nya. Kita harus mengetahui SDM soal kelebihan dan kekurangannya," jelasnya.

Lebih lanjut, Rio yang juga pernah terlibat dalam penyelenggaraan GP Indonesia pada 1996 dan 1997 serta Superbike (WSBK) pada 1994-1997 menyebut, seharusnya jika persoalan berkaitan dengan SDM yang belum terlatih, hal tersebut harus diantisipasi oleh Manajemen Sirkuit Mandalika.

Artinya, manajemen Mandalika yang harus melatih terlebih dahulu para marshall, sebelum kemudian ditugaskan saat helatan balapan.

"Nah, kalau memang SDM-nya belum dilatih, jangan salahkan SDM-nya dong. Salahkan manajemen yang belum melatih mereka," sambungnya.

Marshall Tak Bisa Disepelekan

Sementara melansir Kompas.id, penyelenggara balap motor tingkat nasional dan internasional, Faryd Sungkar mengatakan, masalah kualitas dan jumlah marshall tidak bisa disepelekan karena dapat memicu kecelakaan fatal. 

Para marshall yang baru seharusnya dilatih secara rutin tiga sampai lima bulan sebelum lomba besar. Jumlah mereka juga harus dipenuhi sesuai arahan Dorna.

"Marshall harus tahu dan mempraktikkan tugas mereka secara detail secara terus menerus. Jika lima hari lagi lomba besar dan marshall belum siap, ini sangat berbahaya. Jika terjadi kecelakaan fatal karena marshall yang lalai, tercoreng nama bangsa kita," kata Faryd, yang pernah memimpin lomba GP 500 dan SBK pada 1994-1997 di Sirkuit Sentul.

Baca Juga: Faktor Keselamatan Belum Terpenuhi, Balapan Asia Talent Cup di Mandalika Ditunda

Adapun sebagaimana dilansir Kompas.id, Head of Operation – Sporting Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Dyan Dilato sebelumnya mengatakan, faktor keselamatan pengendara belum terpenuhi pada beberapa bagian.

Yakni seperti beberapa bagian lintasan yang belum bebas dari debu, pit yang belum semua siap, sampai marshall yang belum siap, baik dari sisi jumlah maupun kemampuan.

Kata Dyan, para marshall banyak yang belum siap. Mereka malah exciting menonton pebalap, saat harus mengibarkan bendera kuning. 

"Secara pengalaman, mereka memang belum siap. Mereka seharusnya menjalani tugas selama satu tahun sebagai marshall di kejuaraan nasional, lalu regional, baru kejuaraan dunia," jelas Dyan, yang juga melatih para marshall.




Sumber : Kompas TV/Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x