Kompas TV nasional berita kompas tv

Mulai 13 Juli Siswa Kembali Masuk Sekolah, Pengamat Usul Ditunda Sampai Januari 2021

Kompas.tv - 16 Mei 2020, 14:41 WIB
mulai-13-juli-siswa-kembali-masuk-sekolah-pengamat-usul-ditunda-sampai-januari-2021
Siswa Sekolah Dasar tengah mengikuti ujian. (Sumber: KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana memulai kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah pada 13 Juli 2020. Hal ini bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, mengatakan rencana itu disusun dengan mempertimbangkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka mencegah penularan Covid-19.

"Hari pertama sekolah dengan mempertimbangkan kebijakan, baik pemerintah pusat maupun daerah, yang kami siapkan 13 Juli," kata Nahdiana dalam video rapat pimpinan yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI, Kamis (15/5/2020).

Nahdiana berujar, Dinas Pendidikan telah menyusun tiga skema belajar di sekolah yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2020/2021.

Baca Juga: Belajar Online, Sekolah Ini Beri Bantuan Uang Pulsa untuk Pelajar dan Guru

Pertama, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan semua siswa belajar di sekolah.

Kedua, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan catatan sebagian siswa belajar di sekolah.

Ketiga, semua sekolah dibuka dengan sebagian siswa belajar di rumah.

"Kami lakukan ini semua dengan mengikuti kebijakan pemerintah apabila PSBB ini telah dibuka kembali, maka kami bersiap untuk kembali sekolah dengan rancangan-rancangan yang kami buat dengan beberapa alternatif," kata Nahdiana.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah pada tahun ajaran baru akan mempertimbangkan kesiapan fasilitas sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19 hingga lokasi sekolah.

Menanggapi hal itu, menurut pengamat pendidikan, Darmaningtyas, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saatnya berpikir radikal dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.

Selain menyelenggarakan pembelajaran secara online, pemerintah diminta harus berani menunda tahun ajaran baru sampai Januari 2021.

Baca Juga: Istana: Mal dan Sekolah Dibuka Jika Tak Ada Kasus Corona

“Dengan demikian, tahun ajaran akan berlangsung antara Januari sampai Desember seperti pada periode 1966-1977,” kata Darmaningtyas dalam keterangannya pada Sabtu (16/5/2020).

Dia berpendapat, hal ini penting guna mengurangi beban masayrakat, terutama orang tua yang memiliki anak yang akan masuk ke jenjang pendidikan, dari tingkatan sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Darmaningtyas menuturkan, kondisi ekonomi dan psikologis masyarakat saat ini tidak memungkinkan orang tua memikirkan mencari sekolah baru bagi anaknya. Sebab, mereka kesulitan untuk sekadar bertahan hidup demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

“Kalau hanya berpikir memperpanjang proses pembelajaran online sampai Desember itu artinya baru berpikir dalam tataran teknis manajerial saja,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, ada sejumlah alasan mengapa tahun ajaran baru perlu dimundurkan hingga Januari tahun depan.

Pertama, tidak ada yang bisa memastikan pada akhir Juni pandemi Covid-19 sudah berakhir, sehingga di bulan Juli ajaran baru sudah bisa dimulai.

Baca Juga: Orang Tua Kesulitan Beli Kuota Untuk Sekolah Online

“Pertanyaannya adalah apakah masyarakat masih memiliki kemampuan (pendanaan) untuk menyekolahkan anak-anak mereka?” ujarnya. 

Mengingat, sejak pertengahan Maret, banyak usaha tutup dan mereka yang semula menjadi pekerja upahan pun akhirnya dirumahkan. Sementara bantuan dari Pemerintah pusat dan daerah amat minim. 

Kedua, tidak manusiawi di saat pandemi Covid-19 masih mewabah, namun siswa tetap diminta masuk sekolah dan orang tua diminta untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah. 

“Betapa stres orang tua yang tidak mampu, di satu sisi dihadapkan pada kesulitan untuk mendapatkan sembako, di sisi lain harus pusing mencari sekolah baru untuk anaknya pada bulan Juli 2020?” ujar Darmaningtyas. 

Ketiga,  bila sekolah masuk dipaksakan pada bulan Juli, namun pandemi virus corona belum usai dan pembelajaran dilaksanakan secara online, tentu akan terasa ganjil karena para murid belum saling kenal.

Baca Juga: Serikat Guru: Diharapkan Ada Penundaan Tahun Ajaran Baru Sekolah Selama Wabah Corona

Demikian pula antara guru dan murid juga belum berkenalan, tapi mereka sudah harus melaksanakan pembelajaran online

Belum lagi tidak semua orang tua terutama yang berada di daerah siap dengan pembelajaran online. Kendala bagi mereka yakni belum tentu semua orang memiliki ponsel setidaknya berbasis android, kuota internet yang harus tersedia.

Keempat, apabila pembelajaran tetap dilaksanakan di rumah siswa masing-masing secara online, maka sesungguhnya ada yang hilang dari fungsi sekolah itu sendiri.

“Yaitu sebagai ruang untuk membangun interaksi dan relasi sosial antara murid satu dengan lainnya maupun antara murid dengan guru,” kata Darmaningtyas.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x