JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang perwira TNI Angkatan Laut (AL) Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara (31) ditemukan meninggal dunia di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu.
Korban yang merupakan prajurit TNI AL asal Sumatera Utara itu disebut meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara menembakkan kepalanya menggunakan senjata api.
Namun, pihak keluarga tidak percaya dengan klaim bahwa korban meninggal dunia karena bunuh diri. Pasalnya, ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan oleh pihak keluarga korban.
Pihak keluarga menyatakan ada sejumlah luka lebam yang ditemukan pada jasad korban Lettu Laut Kesehatan dr. Eko Damara.
Paman korban, Abdul Sattar Siahaan, mengatakan bahwa pihak TNI AL menyatakan bahwa keponakannya tewas karena bunuh diri menggunakan senjata api dengan cara menembakkan kepalanya.
Namun, pihak keluarga tidak percaya dengan klaim TNI AL bahwa Lettu Eko Damara tewas karena mengakhiri hidupnya.
Melainkan, korban Lettu Eko Damara dianiaya terlebih dahulu kemudian ditembak kepalanya hingga akhirnya tewas.
Terlebih, selama ini tidak ada hasil autopsi maupun bukti yang memperkuat bahwa perwira TNI AL tersebut bunuh diri.
Saat jenazah korban Lettuk Eko Damara diberikan kepada pihak keluarganya di Langkat pada April lalu, ditemukan sejumlah luka lebam diduga bekas penganiayaan sundutan rokok.
“Kejanggalan yang kami maksud adalah ditemukan luka lebam yang tidak merata di tubuh korban. Kemudian ada luka seperti sundutan rokok,” kata Abdul Sattar dalam keterangannya kepada Kompas TV yang disiarkan dalam acara Kompas Siang pada Kamis (16/5/2024).
Menurut Abdul Sattar, ada keaneahan pada luka-luka yang ditemukan di tubuh korban. Ia pun mempertanyakan bagaimana mungkin orang yang bunuh diri melakukan penganiayaan terhadap dirinya sendiri.
“Ini sangat aneh,” ujar Abdul Sattar.
Setelah melihat adanya kejanggalan, kata Abdul Sattar, pihak keluarga tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pengusutan.
“Makanya kami minta supaya dilakukan autopsi. Hanya autopsi yang kami minta, tidak banyak-banyak,” ucap Abdul Sattar.
Sejauh ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak keluarga untuk mengusut tuntas kematian Lettu Eko Damara.
Salah satunya dengan berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Panglima TNI untuk meminta dilakukan autopsi terhadap jasad korban. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian.
Seperti diketahui, Lettu Laut Kesehatan dr. Eko Damara merupakan personel TNI dari Yonkes 1 Marinir yang diperbantukan ke Papua bersama Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.