Kompas TV nasional politik

Analisis Pengamat: Tak Mudah bagi Golkar Ubah Aturan Internal demi Jokowi Jadi Ketum

Kompas.tv - 17 Maret 2024, 07:00 WIB
analisis-pengamat-tak-mudah-bagi-golkar-ubah-aturan-internal-demi-jokowi-jadi-ketum
Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana dalam Kompas Malam, Kompas TV, Sabtu (16/3/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

“AD/ART-nya itu mengatur seperti apa, kan sudah ada syarat misalkan harus menjadi kader, harus menjadi ini, mengikuti pelatihan ini, dan sebagainya,” tegasnya.

“Jadi itu bukan hal yang mudah ya, sehingga kemudian ketika misalkan taruhlah yang akan masuk adalah Pak Jokowi, tokoh bangsa misalkan, itu juga tentu akan menjadi pertimbangan yang akan menjadi diskusi menarik di internal Golkar.”

Jika Jokowi hanya akan masuk menjadi kader biasa, menurut Aditya, tidak ada masalah. Bahkan, Golkar diyakininya akan menerima dengan senang hati.

“Kalau sebagai kader, saya pikir nggak ada masalah, ya. Karena kan tentu Golkar menjadi sangat senang hati ketika misalkan tokoh besar seperti Pak Jokowi akan masuk ke dalam sebagai kader Golkar.”

“Pertanyaan berikutnya kan terkait dengan ketua umum ya, menjadi pemimpin partai. Itu yang tentu di dalam ada yang bisa menerima dan ada yang belum tentu bisa mudah menerima soal itu,” jelasnya.

Dalam dialog tersebut, ia juga berpendapat bahwa yang dibutuhkan oleh Golkar sebagai partai politik yang mapan adalah karakter pemimpin yang kuat.

Baca Juga: Pengamat Sebut Jokowi Masih Kader PDIP: Akan Ada Anggapan Tidak Lumrah jika Bergabung ke Golkar

“Karakter pemimpin kuat ini bisa berasal dari internal partai sendiri, jadi seperti Pak Airlangga, kemudian kader-kader menteri-menteri di kabinet sekarang itu sebetulnya juga sudah cukup banyak.”

“Jadi artinya Pak Jokowi itu bukan sosok yang "menjadi kekuatan internal di Partai Golkar”. Jadi kalau Golkar ingin menjadi semakin lebih maju, seharusnya dalam pandangan saya ya itu, harus dibangun dengan kadernya sendiri,” bebernya.

Jika memang Jokowi nantinya akan bergabung di Golkar, lanjut dia, mungkin bisa ditempatkan bukan sebagai ketua umum atau ketum.

“Misalkan ketua dewan penasihat atau apa pun pembina yang layak dalam posisi itu. Tetapi sebagai manajer atau pelaksana organisasai lebih baik dari kader internal, dan itu kader Golkar itu luar biasa banyaknya, jadi tidak mengkhawatirkan.”


 

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x