Kompas TV nasional humaniora

Ketika Bayi-Bayi Telantar Membuat Pak Harto Prihatin, Menko Kesra: Beranak Jangan Dianggap Enteng

Kompas.tv - 16 Maret 2024, 07:10 WIB
ketika-bayi-bayi-telantar-membuat-pak-harto-prihatin-menko-kesra-beranak-jangan-dianggap-enteng
Menko Kesra di era Orde Baru, H. Alamsyah Ratu Perwiranegara. (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada 1983, di era Orde Baru, saat Presiden Soeharto berkuasa, media massa banyak memberitakan bayi-bayi yang ditelantarkan orang tuanya.

Misalnya saja, di Jakarta disebutkan ada 1.000 bayi tak berdosa yang ditelantarkan orang tuanya yang tidak bertanggung jawab.

Bayi-bayi itu ditemukan di rumah sakit, rumah bersalin, atau panti asuhan. Rata-rata para orok tak berdosa itu lahir dari hubungan di luar perkawinan.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara pun melaporkan hal tersebut kepada Presiden Soeharto di Jalan Cendana.

Dalam buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 500-501 disebutkan, setelah diterima Pak Harto, Menko Kesra Alamsyah menyampaikan Presiden mengimbau para pemuka masyarakat, tokoh agama dan orang tua, agar lebih terlibat dalam menangani bayi-bayi telantar itu.

Baca Juga: Kata Dinkes soal Kepala Bayi Putus Tertinggal di Rahim: Sudah Meninggal 2 Minggu, Terjadi Maserasi

Masalah bayi telantar, menurut Alamsyah kala itu, telah menjadi masalah nasional.

"Kejadian itu akibat kurangnya kesadaran moral dan agama," ujar Haji Alamsyah, dengan nada haru.

Oleh sebab itu, ia menilai masalah bayi telantar menjadi masalah masyarakat.

"Para orang tua juga ikut bersalah," ucap Alamsyah lagi.

Menurut dia, orang tua kurang mengontrol putra dan putri mereka. Akibatnya, terjadi hubungan intim di luar pernikahan sampai melahirkan bayi yang tidak diinginkan.

Alamsyah mengatakan Presiden Soeharto sangat prihatin mendengar laporan itu.

"Beranak itu jangan dianggap enteng," ujarnya kata Alamsyah mengutip kata-kata Pak Harto.

Ia mengatakan, untuk tahap awal, pemerintah akan ikut mengurusi bayi-bayi malang itu. Tetapi, kata dia, untuk jangka panjang, hal itu tidak boleh dibiasakan.

Sebab, kalau selalu ditampung pemerintah, imbuhnya, mereka yang tak bertanggung jawab akan semakin menjadi-jadi. Karena merasa bayi mereka yang akan lahir, akan ditampung pemerintah.

Karena itu, kata Alamsyah, Presiden Soeharto meminta kesadaran masyarakat luas untuk ikut menanggulangi masalah ini atau paling tidak, menguranginya.

Baca Juga: 6 Bayi Palestina di Gaza Tewas Kelaparan, Badan Internasional Diminta Segera Lakukan Intervensi

”Dengan gotong royong, mengambil anak itu sebagai anak angkat. Atau menjadi bapak angkatnya secara tidak langsung, dengan memberikan bantuan uang tiap bulan atau uang santunan,” kata Alamsyah.

Menurut dia, imbauan itu sangat penting, mengingat manusia­-manusia kecil yang masih lemah itu tidak berdosa bahkan sangat suci. Yang berdosa, orang tua mereka. 


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x