Kompas TV nasional rumah pemilu

Yunarto Wijaya Singgung Jokowi Effect Memberi Pengaruh Besar pada Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Kompas.tv - 14 Februari 2024, 18:37 WIB
yunarto-wijaya-singgung-jokowi-effect-memberi-pengaruh-besar-pada-perolehan-suara-prabowo-gibran
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya membeberkan analisisnya mengenai kemungkinan Pemilihan Presiden (Pilpres) RI berlangsung satu putaran. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV – Efek Jokowi atau Jokowi effect memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perolehan suara pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu 2024.

Penjelasan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam dialog KompasTV, Rabu (14/2/2024).

“Tapi pada akhirnya ya memang secara angka kita bisa melihat Jokowi effect ini menjadi sangat besar dengan Pak Prabowo,” jelasnya.

Menariknya, kata Yunarto, tadinya orang menduga Prabowo dan Jokowi akan seperti air dengan minyak jika digabungkan, dan bisa menyebabkan terpisahnya segmen pemilih.

“Tapi kalau kita melihat hasil ini, ada kecenderungan satu tambah satu sama dengan dua,” kata dia.

“Walaupun banyak juga segmen-segmen yang menurut saya tidak bisa menerima keberadaan sosok Jokowi dengan Prabowo, yang menyebabkan masih ada yang memilih 03 bahkan 01.”

Dalam dialog tersebut, Yunarto juga menjawab pertanyaan tentang apakah pasangan Prabowo-Gibran mendominasi perolehan suara di semua provinsi pada pemilu kali ini.

Baca Juga: Tanggapan Ganjar Atas Hasil Quick Count Pemilu 2024: Kamu Percaya Suara Saya Segitu?

“Kalau kita lihat sebaran data, walaupun baru sekitar 60 persen masuk data, hampir keseluruhannya setiap provinsi dikuasai oleh 02, dengan angka di atas 50 persen.”

“Termasuk ketika berbicara daerah kekuasaan atau base voter traditional, daerah tradisional yang dulu misalnya kita melihat Bali dikuasai oleh pasangan dari PDI Perjuangan misalnya, Jawa Tengah,” jelasnya.

Menurut Yunarto, ada tarik menarik di antara pasangan 02 dan 03, yakni sosok yang menyebabjan base traditional itu menjadi tidak jelas.

“Tapi kan memang yang menarik tarik menarik  di antara pasangan 02 dan 03, di situ ada satu sosok yang membuat bagaimana kita menyimpukkan mana yang daerah base traditional itu menjadi blur.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x