Kompas TV nasional peristiwa

Polisi Akui Minta Rektor Unika Buat Video: Cuma untuk Serukan Pemilu Damai, Bukan Apresiasi Jokowi

Kompas.tv - 7 Februari 2024, 06:15 WIB
polisi-akui-minta-rektor-unika-buat-video-cuma-untuk-serukan-pemilu-damai-bukan-apresiasi-jokowi
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

SEMARANG, KOMPAS.TV - Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar angkat bicara mengenai adanya dugaan polisi yang menghubungi Rektor Unika Soegijapranata Ferdinandus Hindarto untuk membuat testimoni video mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Kombes Irwan mengakui pihaknya meminta para tokoh-tokoh yang ada di Semarang, Jawa Tengah, termasuk Hindarto untuk membuat video.

Namun, Irwan Anwar menyebutkan bahwa video yang diminta dari para tokoh tersebut sebetulnya untuk menyerukan Pemilu Damai.

Baca Juga: Banyak Guru Besar Kritik Jokowi, Eks Panglima: TNI-Polri di Mana Kau Saat Negara Akan Tercabik-cabik

Kombes Irwan menuturkan hal itu sebagai program cooling system untuk mewujudkan situasi kondusif menjelang pemilu serentak pada 14 Februari 2024 mendatang.

"Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh masyarakat, pemuka agama, termasuk civitas akademi untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya pemilu damai yang akan kita hadapi bersama tahun ini," kata Irwan dikutip dari Kompas.com, Selasa (6/2/2024).

Namun demikian, Kapolrestabes Semarang membantah pihaknya telah meminta para tokoh untuk membuat video yang memuat unsur apresiasi terhadap kinerja Presiden Jokowi. Apalagi, soal ajakan untuk mendukung paslon capres-cawapres tertentu.

"Tidak ada sama sekali (permintaan video soal testimoni presiden). Kami sampaikan video itu hanya merupakan media,” ujar Kombes Irwan.

“Dan sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni, kami sudah sampaikan kepada para tokoh bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya (soal pemilu damai).”

Baca Juga: Guru Besar Berbagai Kampus Ramai-ramai Kritik Jokowi, Bahlil: Ini Skenario, Kita sudah Paham Betul

Lebih lanjut, Kombes Irwan mengaku tidak ada paksaan kepada para tokoh yang dimintai video tersebut oleh pihak kepolisian.

Meski ada beberapa tokoh yang menolak memberi video, sebagian besar mengiyakan permintaan video tersebut.

"Tidak ada paksaan, terhadap siapa saja yang kita hubungi yang kami anggap layak untuk testimoni atau pesan kamtibmas di Kota Semarang,” ujarnya. 

“Ada beberapa yang menolak, tapi lebih banyak yang men-support kegiatan ini.”

Adapun alasan Rektor Unika sebagai salah satu tokoh yang dipilih untuk membuat video, menurut Kombes Irwan, karena yang bersangkutan seorang intelek yang mampu memberi pesan pemilu damai.

"Kan, yang kami tangkap bahwa itu pilihan, jadi yang kami wawancara ini melalui teman-teman di bawah Polrestabes,” tutur Kombes Irwan Anwar.



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x