Kompas TV nasional rumah pemilu

Tanggapan Anies soal Gagasan Prabowo Kirim 10 Ribu Pelajar ke Luar Negeri

Kompas.tv - 5 Februari 2024, 07:00 WIB
tanggapan-anies-soal-gagasan-prabowo-kirim-10-ribu-pelajar-ke-luar-negeri
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menanggapi pernyataan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam debat capres terakhir di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan menilai program Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang ingin mengirim dokter Indonesia ke luar negeri dengan beasiswa penuh harus ditopang oleh data. 

Hal tersebut dijelaskan Anies saat sesi tanya jawab debat terakhir Capres, Minggu (4/2/2024) malam.

Prabowo meminta pendapat Anies mengenai gagasannya yang ingin mengirim 10 ribu mahasiswa belajar kedokteran ke luar negeri sebagai langkah darurat mengatasi ketimpangan tenaga kesehatan.

Anies menilai jika tujuannya meningkatkan kompetensi, gagasan tersebut patut dijalankan. Namun harus dilihat juga apa yang menjadi urgensi. 

Untuk mengetahui apa yang menjadi prioritas maka bisa mengajak pemangku kebijakan semisal asisiasi profesi, kementerian kesehatan, dinas di daearh, para pakar. 

Baca Juga: Anies Ingatkan Prabowo soal Belum Jawab Pertanyaan soal Perlindungan Perempuan

"Kumpulkan datanya lihat apa yang menjadi kebutuhan sehingga, kita bukan meloncat langsung ini yang dibutuhkan. Karena sering kali yang kita anggap kebutuhan belum tentu di lapangan menjadi kebutuhan," ujar Anies, dikutip dari channel YouTube KompasTV.

Ia menambahkan bisa saja gagasan tersebut dibalik, bukan mengirim dokter belajar ke luar negeri tapi mendatangkan pakar dari luar ke dalam. 

Selain itu Anies menilai infrastruktur juga perlu diperhatikan. Jangan sampai dokter sudah tersedia, fasilitas kesehatan masih belum terbangun. 

Mantan gubernur DKI Jakarta ini memaparkan 15 dari 28 provinsi di Indonesia belum memiliki rumah sakit kelas A. Kemudian 171 kecamatan di delapan provinsi belum memiliki puskesmas. 

Di sisi lain promotif preventif penting sehingga tidak hanya mengobati tetapi juga mencegah. 

Baca Juga: Ganjar Senggol Prabowo Soal "Otak Lambat", Prabowo: Mungkin Tak Lengkap yang Bapak Dengar!

"Kita harus memikirkan infrastruktur lunak, manusianya dan infrastrukur fisik dan jangan lupa itu salah satu efek dari pola hidup tidak sehat. Karena itu promotif preventif penting," ujar Anies. 


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x