Kompas TV nasional politik

Guru Besar UI: Penguasa Lakukan Kekerasan Budaya, Menyerang Kesadaran dan Mengikis Nilai-nilai Baik

Kompas.tv - 26 Januari 2024, 07:42 WIB
guru-besar-ui-penguasa-lakukan-kekerasan-budaya-menyerang-kesadaran-dan-mengikis-nilai-nilai-baik
Guru Besar Antripologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof Sulistyowati Irianto (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Profesor Sulistyowati Irianto menilai, penguasa telah melakukan kekerasan budaya. Hal tersebut dikatakan Sulistyowati karena merasa ada upaya dari penguasa untuk menggunakan aparat dalam memenangkan Pemilu 2024.

Demikian Sulistyowati merespons ajang Pilpres 2024 dalam program Rosi KOMPAS TV, Kamis (25/1/2024).

“Itu yang saya katakan sebagai kekerasan budaya. Jadi hari ini kekerasan itu tidak perlu dengan fisik, dengan penyerangan, dengan yang berdarah-darah, tetapi dilakukan dengan menyerang kesadaran. Menyerang kesadaran itu artinya mengikis nilai-nilai, ide-ide yang baik dan mengatakan bahwa itu yang tepat,” ucap Sulistyowati.

“Sebenarnya juga sedang menyebarkan kesadaran palsu, jadi apa yang dikatakan netral dan tidak netral itu dibuat sedemikian rupa apa yang baik dan tidak baik bagi publik itu dibuat sedemikian rupa dan itulah yang dikatakan sebagai kesadaran palsu untuk bisa memimpin kekuasaan.”

Baca Juga: Guru Besar UI: Indonesia Jadi Negara Kekuasaan Jelang Pemilu, Banyak Politisasi Yudisial

Sulistyowati mengatakan, upaya yang dilakukan penguasa untuk menang dengan segala strukturnya dan sumber daya serta dan tentu saja merugikan paslon-paslon lain di Pilpres 2024. Situasi tersebut, kata Sulistyowati, sangat jelas terlihat oleh publik bahkan dunia.

“Kita ternyata sekarang berubah menjadi negara kekuasaan karena segala macam bentuk-bentuk kecurangan itu, kita lihat dilakukan justru oleh penyelenggaraan negara hari ini, berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya,” ujar Sulistyowati.

“Penguasa dengan segala strukturnya dan bisa mengerahkan segala sumber daya manusia dan dana yang sangat besar, dan itu tentu saja merugikan bagi paslon-paslon yang lain gitu ya. Saya kira semua orang melihat dengan jelas, juga orang-orang di luar negeri melihat dengan jelas apa yang terjadi di negeri kita.”


 

Dari fenomena tersebut, Sulistyowati pun mengingatkan kepada penguasa tentang kepatutan dalam melaksanakan pemilu yang bertumpu pada kedaultan rakyat.

Baca Juga: Analis Politik soal Presiden Boleh Berpihak: Deklarasi Jokowi Mewujudkan Menang Satu Putaran

“Oleh karena itu saya ingin mengingatkan bahwa ada jalan lain yang bertumpu pada kedaulatan rakyat, rakyat itu siapa, mereka bisa dipetakan di dalam kelompok-kelompok masyarakat yang begitu beragam yang tadi saya sampaikan adalah masyarakat adat yang sudah ada jauh sebelum Indonesia Merdeka,” kata Sulistyowati.

“Mereka punya budayanya sendiri termasuk sistem demokrasinya sendiri mereka tahu mana yang pantas dan tidak mana yang patut dan tidak di dalam kehidupan bersama.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x