Kompas TV nasional rumah pemilu

Jokowi Komentari Debat Capres, Timnas AMIN: Dulu, Presiden Tidak Berkomentar soal SGIE

Kompas.tv - 9 Januari 2024, 19:33 WIB
jokowi-komentari-debat-capres-timnas-amin-dulu-presiden-tidak-berkomentar-soal-sgie
Juru bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Mardani Ali Sera, berbicara dalam Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (9/1/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Mardani Ali Sera selaku juru bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), menanggapi komentar Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pelaksanaan debat ketiga Pilpres 2024 pada Minggu (7/1/2024) lalu.

Sebelumnya, Jokowi menilai debat capres pada Minggu malam lalu tidak memperlihatkan substansi dari visi dan misi para kandidat. Tetapi, menurutnya, yang terlihat justru saling serang. Dia pun mengusulkan agar format debat Pilpres 2024 diubah.

Menanggapi hal itu, Mardani berpendapat format debat merupakan ranah Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Agak aneh saja, presiden terlalu teknis karena ini urusan dan ranahnya KPU, dan KPU benar-benar berhati-hati, semua pasangan calon dilibatkan,” kata Mardani dalam Kompas Petang Kompas TV, Selasa (9/1/2024).

Ia kemudian mempertanyakan kenapa Jokowi tidak mengomentari penggunaan singkatan SGIE atau State of the Global Islamic Economy oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat cawapres pertama pada 22 Desember 2023.

Saat itu, Gibran melontarkan pertanyaan soal SGIE kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, tanpa memberikan penjelasan mengenai kepanjangan dari singkatan tersebut.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Penyaluran Bansos Dilanjutkan: Dipantau Agar Tepat Sasaran

“Yang agak lucu ketika SGIE, presiden tidak komen. Padahal itu akhirnya berubah tuh, semua sekarang ada aturan, tidak boleh ada pertanyaan singkatan yang tidak ada penjelasan,” ujar Mardani.

Menurut Mardani, hal itu jelas salah dan semestinya Jokowi sebagai presiden pun mengomentari hal itu.

“Itu jelas salah, mestinya itu ada komen juga kalau sekarang mau komen, jadi tidak konsisten. Kalau buat saya, serahkan ini kepada KPU, kepada masyarakat, biarkan masyarakat yang menilai.”

“Justru dalam beberapa hal di dinamika yang ada itu kelihatan, karakter pemimpin itu bukan cuma bicara saja, tapi ketika dalam keadaan tertekan, respons yang harus sangat singkat ketahuan kualitas dari pemimpin itu seperti apa,” beber Mardani.

Menjawab pertanyaan apakah komentar Jokowi soal debat capres itu dapat menguntungkan kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran, Mardani menyebut secara umum, komentar itu tidak merujuk pada pihak-pihak tertentu.

Namun, dia justru menyoroti pertemuan-pertemuan yang digelar Jokowi dengan Prabowo, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pada akhir pekan lalu, menjelang debat capres kedua dilaksanakan.

“Kalau secara umum sebetulnya itu tidak merujuk ke mana-mana, tapi karena sebelum ini ada pertemuan dengan, makan malam dengan Pak Prabowo, paginya ketemu dengan Airlangga Hartarto, kemudian ketemu Zulhas, itu kepemihakannya sangat jelas dan itu berbahaya,” ungkap Mardani.

“Memang tidak ada pernyataan bahwa dukung, tetapi bagi seorang yang njawani, itu jelas arahnya ke mana. Sesudah malamnya, minta maaf, babak belur, tiba-tiba ada komen. Nah wajar kalau connecting the dot,” lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi berpendapat debat ketiga Pilpres 2024 atau debat kedua capres pada Minggu (7/1/2024) tidak memperlihatkan substansi visi dan misi para kandidat.

Baca Juga: Jokowi Jawab Anies yang Heran Presiden Komentari Debat Capres: Saya Berbicara untuk Ketiga Calon

Bahkan, menurutnya, debat tersebut justru memperlihatkan sikap saling menyerang.

"Yang pertama, saya memang melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal (itu soal) kebijakan. Asal policy. Asal visi, ya enggak apa-apa," ujar Jokowi di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

Tapi, lanjut dia, jika serangan mengarah pada pribadi atau personal, yang tidak berhubungan dengan konteks debat, itu justru kurang mengedukasi masyarakat.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x