Kompas TV nasional peristiwa

Buntut Kecelakaan Pesawat di Pasuruan, TNI AU Setop Sementara Penggunaan Super Tucano

Kompas.tv - 18 November 2023, 09:37 WIB
buntut-kecelakaan-pesawat-di-pasuruan-tni-au-setop-sementara-penggunaan-super-tucano
Marshaller mengarahkan penerbang EMB-314 Super Tucano dalam geladi bersih Hari Ulang Tahun Ke-77 TNI Angkatan Udara di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (6/4/2023). Dua pesawat Super Tucano milik TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023) siang. (Sumber: Agus Susanto)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) menghentikan sementara penggunaan pesawat militer Super Tucano untuk latihan terbang usai kecelakaan dua pesawat di Pasuruan, Jawa Timur terjadi pada Kamis (16/11/2023).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati ketika menyampaikan keterangan pers di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Menurut Kadispenau Agung, pesawat Super Tucano tidak diterbangkan sampai keluar hasil investigasi awal terkait peristiwa kecelakaan yang menewaskan empat penerbang TNI AU itu.

"Tentu pesawat Super Tucano untuk sementara tidak diterbangkan sampai data awal, apakah ada hal teknis terkait kecelakaan ini," ujarnya, Jumat (17/11/2023).

Apabila tak ditemukan masalah teknis terkait kecelakaan di lereng Gunung Bromo itu, kata Agung, maka Super Tucano bisa digunakan kembali untuk latihan terbang.

"Super Tucano adalah salah satu pesawat AU yang tingkat kesiapannya sangat tinggi, pesawat ini cukup baik dirawat dan suku cadangnya cukup bagus," ujarnya.

Meski terjadi kecelakaan pada Kamis (16/11/2023) siang, Kadispenau Agung menegaskan, TNI AU akan tetap menjalankan latihan formasi.

Baca Juga: TNI AU Janji Perhatikan Kesejahteraan Keluarga 4 Penerbang Korban Kecelakaan Pesawat Super Tucano

"Latihan formasi itu adalah bagian daripada sandang pangan kami sebagai penerbang militer, latihan penerbangan tetap dilatih, tidak akan ada pengurangan latihan," ungkapnya. 

"Bahkan mungkin kami akan lebih banyak mendalami atau memberikan pelatihan mengenai formasi," ucapnya.

Terkait proses investigasi dua pesawat yang jatuh, Agung menyebut, pihaknya akan memeriksa Flight Data Recorder (FDR) yang telah ditemukan pada Jumat (17/11/2023) pagi oleh tim gabungan.

"Kebetulan saat ini pesawat Super Tucano sudah dilengkapi dengan FDR, biasanya pesawat militer tidak ada, tapi ini ada, jadi memudahkan proses investigasi," katanya.

Ia menerangkan, FDR dari dua pesawat yang mengalami kecelakaan di lereng Gunung Bromo pada Kamis (16/11/2023) siang itu kini sudah berada di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

"Perlu kami sampaikan bahwa data dari FDR, saat ini FDR sudah ada di Lanud Abdulrachman Saleh, mudah-mudahan bisa kita baca untuk bisa memberi penjelasan lebih lanjut apa yang terjadi pada penerbangan ini," ucapnya.

Baca Juga: Data Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan Ditemukan, Proses Investigasi Dimulai

FDR tersebut diamankan oleh tim gabungan dari Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI Angkatan Udara (Puslaiklambangjaau) bersama Skadron Teknik 022 Abdulrachman Saleh Malang pada Jumat (17/11/2023) pagi.

"Tadi pagi tim dari Puslaiklambangjaau bersama dgn tim dari Skadron Teknik di Lanud Abdulrachman Saleh telah berhasil mencapai kedua pesawat yang mengalami kecelakaan," ungkapnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x