Kompas TV nasional rumah pemilu

Beberkan Selisih Paham antara Kakek Buyutnya, Cak Imin: Keluarga Kami Takdirnya Memang Begitu

Kompas.tv - 7 September 2023, 21:52 WIB
beberkan-selisih-paham-antara-kakek-buyutnya-cak-imin-keluarga-kami-takdirnya-memang-begitu
Ketua Umum Partai Kebangkitan bangsa (PKB) di acara ROSI, Kamis (7/9/2023) membeberkan bagaimana kakek buyutnya saling selisih pendapat hingga saling tidak bertegur sapa. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Partai Kebangkitan bangsa (PKB) membeberkan bagaimana kakek buyutnya saling selisih pendapat hingga saling tidak bertegur sapa.

Hal itu disampaikan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, menjawab pertanyaan Rosiana Silalahi, pembawa acara Program Rosi, Kompas TV, Kamis (7/9/2023).

Dalam acara itu, Rosi menanyakan tentang pernyataan Anies Baswedan mengenai kriteria calon wakil presiden pendampingnya.

Anies sempat meyatakan bahwa ada kriteria dari nol sampai lima, dan yang paling utama adalah sosok pemberani, dalam artian tidak berkasus.

“Berani karena nggak berkasus. Dipilihnya Cak Imin, sama keluarga saja berkasus?” tanya  Rosi.

Menurut Muhaimin, dirinya bukan berkasus. Lalu ia membeberkan tentang perseteruan dua kakek buyutnya.

“Bukan berkasus. Keluarga kami ini dari takdirnya memang begitu,” kata Muhaimin.

Baca Juga: Pengamat: PKS Masih Setengah Hati Dukung Muhaimin Bakal Cawapres Anies, Mungkin Bentuk Poros Baru

“Bagaimana kakek buyut saya, Mbah Bisri Syansuri dan kakek buyut saya yang jalur nenek Mbah Wahab Hasbullah, dua-duanya pendiri NU, berantemnya di publik habis-habisan.”

Kala itu, kata Cak Imin, keduanya berselisih paham mengenai apakah masuk dalam Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR) melanggar hukum atau tidak karena bukan hasil pemilihan umum (pemilu).

“Sampai (keduanya) tidak nyapa, sampai berantem keras, sampai akhirnya terjadi rekonsiliasi bagaimana caranya agar keputusan NU masuk DPRGR atau tidak itu sah menurut hukum agama, karena DPRGR itu tidak sah, bukan hasil pemilu.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x