Kompas TV nasional peristiwa

Kisah Terbentuknya Paspampres ketika Presiden dalam Ancaman hingga Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Kompas.tv - 29 Agustus 2023, 08:45 WIB
kisah-terbentuknya-paspampres-ketika-presiden-dalam-ancaman-hingga-ibu-kota-pindah-ke-yogyakarta
Demo ketangkasan personel Paspampres dari tiga matra (TNI AD, TNI AL, TNI AU) dan pameran statik alat utama serta persenjataan yang dimiliki Pasukan Pengamanan Presiden saat Wakil Presiden RI Maruf Amin beserta istri kunjungan kerja ke Mako Paspampres, Jakarta Pusat pada Jumat (1/11/2019). (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres, kini sedang jadi perbincangan setelah salah satu anggotanya diduga menyiksa warga sipil, Imam Masykur, hingga tewas.

Pasukan yang bertugas menjaga presiden dan keluarganya ini, terbentuk di awal kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu 3 Januari 1946.

Tanggal tersebut sebenarnya hari ketika Presiden Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta, menuju Yogyakarta karena kondisi Jakarta yang tidak aman setelah proklamasi dibacakan.

NICA (Netherland Indies Civil Administration) saat itu melancarkan serangan dan teror bertubi-tubi terhadap tokoh-tokoh republik.

Adinegoro, wartawan Pewarta Deli, saat tiba dari Medan menyebut kondisi Jakarta kala itu, "Bukan suasana kemerdekaan."

Dia menggambarkan kekacauan yang dilakukan para tentara NICA di Jakarta. Teror dan saling serang terjadi antara tentara sekutu dan para pemuda di Jakarta.

Tercatat pada 20 Desember 1945 pukul 12 siang, rumah Perdana Menteri Sjahrir diobrak-abrik tujuh anggota NICA.

Baca Juga: Ancaman Anggota Paspampres ke Ibunda Imam Masykur: Anak Ibu Saya Bunuh, Saya Buang ke Sungai

Tak menemukan Sjahrir di rumahnya, para tentara tersebut mencegatnya di jalanan. Kala itu, Sjahrir yang tak punya pengawal, menyetir sendiri mobilnya.

Siang itu, tiba-tiba lima serdadu menyetop dan melepaskan tembakan ke arahnya. Beruntung, tembakan itu hanya mengenai kap mobil. Sjahrir pun terus melaju ke rumahnya di Jalan Jawa no.61. 

Sehari sebelumnya, mobil profesor Soepomo yang ada di halaman rumahnya, digedor-gedor serdadu Belanda pada tengah malam. 

Kemudian wartawati Herawati Diah ditangkap dan diperiksa, tapi kemudian dilepas kembali.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x