Kompas TV nasional rumah pemilu

Wacana Duet Ganjar-Anies, Sekjen PDI-P: Itu Ranah Bu Mega dan Ketum Parpol

Kompas.tv - 23 Agustus 2023, 07:56 WIB
wacana-duet-ganjar-anies-sekjen-pdi-p-itu-ranah-bu-mega-dan-ketum-parpol
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Sumber: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, hingga kini ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri bersama ketua umum (ketum) partai politik (parpol) belum memutuskan ihwal sosok calon pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang. 

Hal ini menanggapi wacana menduetkan Ganjar dengan Anies Baswedan di pesta demokrasi nanti. 

"Ya, nanti itu kewenangan akan disampaikan oleh ibu ketua umum setelah berdialog dengan ketua umum partai lain pada momentum yang tepat," kata Hasto, Selasa (22/6/2023) malam. 

Ia mengatakan, pernyataan yang disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P Said Abdullah yang ingin memasangkan Ganjar dengan Anies bukan merupakan sikap dari partai. 

Baca Juga: Megawati ke Ibu-ibu: Ayo Menangin Pak Ganjar, Pasti Ditolong dari Sisi Hukum

Sebab, hingga kini sosok yang akan mendampingi Ganjar di Pilpres 2024 masih terus digodok bersama ketum parpol. Saat ini, Ganjar didukung oleh PDI-P, PPP, Hanura dan Perindo. 

"Juga pemahaman terhadap komitmen fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara, itu menjadi suatu hal yang sangat penting."

"Jadi (wacana) itu disampaikan oleh Pak Said tetapi tadi saya juga meminta penjelasan Ibu ketua umum bahwa itu adalah ranah dari ibu ketua umum dan sampai saat ini belum diputuskan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo," ujarnya. 

Menurut dia, yang paling penting calon pendamping Ganjar nanti harus memiliki kesesuaian ideologis.

Syarat itu menjadi mutlak sebab masukan dari akademisi pendukung Ganjar Pranowo juga memberi masukan pentingnya menjaga Bhinneka Tunggal Ika. 

"Sehingga calonnya juga harus punya komitmen yang sangat kuat terhadap keberagaman itu untuk persatuan Indonesia Raya. Tidak punya rekam jejak yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut itu," ujar Hasto, dikutip dari TribunJogja. 

Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, PDI-P tidak merasa jemawa dengan keunggulan Ganjar atas Anies dalam survei Litbang Kompas terbaru pada simulasi dua bakal capres atau head to head.

"Walaupun unggul dengan Mas Anies, kami tidak merasa jemawa. Apalagi jika Ganjar harus head to head dengan Pak Prabowo masih kalah tipis. Tentu ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki strategi pemenangan buat Ganjar Pranowo," kata Ketua DPP PDI-P Said Abdullah kepada wartawan, Senin (21/8).

Said menekankan Anies bukan merupakan kompetitor yang patut diremehkan. Baik Ganjar dan Anies, dituturkan Said, merupakan dua sosok cerdas. Apalagi diketahui keduanya satu almamater di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Said justru mengandaikan Ganjar dan Anies bisa menjadi satu kekuatan.

"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama-sama masih muda, cerdas, dan energik," kata Said.

Seperti diketahui, hasil survei Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus 2023 menunjukkan, elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul saat head to head dengan Ganjar Pranowo dan Anies Bawedan.

"Hasil survei menunjukkan terjadinya akumulasi perolehan suara untuk Prabowo dalam skema head to head, dua calon berhadapan," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (21/8).

Berdasarkan hasil survei, jika pemilihan presiden digelar saat survei dilaksanakan dan Ganjar berhadapan dengan Prabowo, hasilnya Prabowo unggul atas Ganjar.

Survei menunjukkan, dalam skema tersebut, Prabowo memperoleh 52,9 persen, sedangkan Ganjar 47,1 persen.

"Perolehan kali ini semakin memperlebar jarak keterpilihan Prabowo dengan Ganjar, yang sebelumnya 2,2 persen pada Mei 2023, menjadi 5,8 persen," tulis Litbang Kompas.

Jika Prabowo berhadapan dengan Anies, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga unggul, bahkan selisihnya lebih lebar.

Pada skema itu, elektabilitas Prabowo 65,2 persen dan Anies 34,8 persen, jarak keduanya sebesar 30,4 persen lebih lebar daripada hasil survei sebelumnya yakni 24 persen.


Jarak elektabilitas Anies juga terpaut jauh bila mantan gubernur DKI Jakarta itu head to head dengan Ganjar.

Survei menunjukkan, elektabiltas Ganjar 60,1 persen dan Anies 39,9 persen jika keduanya berhadapan, selisihnnya 20,2 persen, berubah tipis dari sebelumnya yang sebesar 19,8 persen.

Survei periodik melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas pada 27 Juli - 7 Agustus 2023. 

Sebanyak 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. 

Baca Juga: PDIP Wacanakan Usung Ganjar-Anies, PKS: Keputusan Kami, Anies Jadi Bakal Capres Bukan Cawapres

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error survei +/- 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).




Sumber : Kompas TV/TribunJogja.com/Kompas


BERITA LAINNYA



Close Ads x