Kompas TV nasional humaniora

IDAI: Vaksin Rotavirus yang Cegah Diare harus Diberikan ke Bayi saat Perut Kosong

Kompas.tv - 15 Agustus 2023, 11:25 WIB
idai-vaksin-rotavirus-yang-cegah-diare-harus-diberikan-ke-bayi-saat-perut-kosong
Ilustrasi imunisasi Rotavirus kepada bayi. (Sumber: dinkes.yogyaprov.go.id)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

Gejala infeksi rotavirus bisa disebabkan asimtomatik dan dehidrasi berat. Dehidrasi berat dapat terjadi kepada bayi berusia 6-24 bulan.

Biasanya untuk pertolongan pertama, bayi diberikan cairan oralit sebagai pengganti cairan tubuh. 

"Makanya vaksinasinya digenjot pada usia awal agar tak terjadi dehidrasi berat pada pasien yang lebih besar. Pola infeksinya, demam, muntah, keluarkan cairan, dan nyeri perut," kata Piprim. 

"Namun, dalam kasus rotavirus ini tidak bisa diberikan cairan oralit karena akan dimuntahkan. Biasanya diberikan infus," imbuhnya. 

Baca Juga: Sandiaga Uno Ungkap Jokowi Batuk-Batuk Hampir 4 Minggu, Kata Dokter Faktor Udara Tak Sehat

Kemudian, diberikan zinc, pemberian ASI dan pemberian antibiotik (untuk kasus yang disebabkan karena bakteri).

"Pemberian antibiotik yang tanpa indikasi, banyak sekali diberikan terhadap kasus diare. Kita harus tahu bahwa kasus diare pada anak sebagian besarnya karena virus, sehingga tidak butuh antibiotik. Jadi, hati-hati untuk pemberian antibiotik pada kasus diare," terangnya. 

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril menyatakan, pemberian imunisasi RV akan dilaksanakan secara Nasional mulai 15 Agustus 2023. 

“Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan (atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei) yang akan diberikan sebanyak 3 dosis dengan jarak 4 minggu antar dosis, dan imunisasi RV dosis terakhir diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari," jelasnya. 

Pada tahun 2022, pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara bertahap di 21 kab/kota di 18 Provinsi dengan sasaran 196.876 bayi.

Baca Juga: Tahun Depan Vaksin Covid Tak Lagi Gratis, Ini Kisaran Harga dan Lokasi Mendapatkannya

“Ada dua pertimbangan pada saat itu yaitu angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada balita serta kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan imunisasi," tuturnya. 

Diare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi.

Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) (Soenarto et al, 2017) sekitar 45 persen kasus rawat inap pada balita disebabkan oleh diare cair akut yang disebabkan Rotavirus. 

Bahkan sekitar 9,8 persen kematian pada bayi dibawah 12 bulan dan 4,55 kematian pada balita usia 12-59 bulan di Indonesia disebabkan oleh diare.

Adapun seluruh kebutuhan vaksin dibebankan pada APBN, sedangkan biaya operasional dibebankan pada APBN, APBD dan sumber lainnya yang tidak mengikat.



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x