Kompas TV nasional humaniora

Susu dan Biskuit Tak Berdampak Signifikan, Kemenkes Alihkan Anggaran Stunting ke Protein Hewani

Kompas.tv - 27 Juni 2023, 04:05 WIB
susu-dan-biskuit-tak-berdampak-signifikan-kemenkes-alihkan-anggaran-stunting-ke-protein-hewani
Aktivitas warga di kawasan permukiman kumuh di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut pihaknya akan mengalihkan anggaran pembelian susu dan biskuit untuk protein hewani guna mengatasi stunting atau tengkes. Alasannya, pembelian susu dan biskuit tak berdampak signifikan dalam penanganan stunting. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut pihaknya akan mengalihkan anggaran pembelian susu dan biskuit untuk protein hewani guna mengatasi tengkes atau stunting. Alasannya, pembelian susu dan biskuit tak berdampak signifikan dalam penanganan stunting.

Dante menyebut efektivitas anggaran penting untuk menekan angka prevalensi stunting yang saat ini mencapai 21,6 persen. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting 14 persen per 2024 mendatang.

“Fakta bahwa memberikan makanan tambahan dalam bentuk biskuit atau susu kotak tidak memberikan efek yang signifikan dalam menangani stunting," kata Dante dalam forum "FMB9: Langkah Penting Turunkan Stunting" sebagaimana dikutip Antara, Senin (26/6/2023).

Baca Juga: Pemkab Jember Jawa Timur Siapkan Anggaran Rp97 Miliar untuk Turunkan Stunting

Dante menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melakukan optimalisasi intervensi spesifik untuk menekan angka stunting. Salah satunya adalah pengalihan anggaran untuk pengadaan produk protein hewani.

Ia menyebut pengubahan anggaran akan semakin efektif dengan digencarkannya intervensi sensitif yang berkaitan dengan faktor-faktor keadaan setempat seperti kemiskinan hingga budaya masyarakat setempat.

Lebih lanjut, Dante menekankan bahwa stunting bukan masalah sederhana yang bisa diselesaikan dengan pendekatan tunggal.


Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang turut hadir dalam forum tersebut mengatakan penggunaan anggaran yang terarah penting untuk menangani stunting.

Eri menyebut 50,3 persen APBD Kota Surabaya saat ini sudah dialokasikan untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan anak. Dana yang dialokasikan untuk penanggulangan stunting pun telah tercantum dalam rekening yang tidak dapat diubah atau digunakan untuk kegiatan lainnya.

“Jadi kalau anggaran kita waktu itu misalnya di tahun 2022 sekitar Rp10 triliun, berarti Rp5 triliun untuk anak. Jadi contohnya jika di sub-anggarannya kegiatan untuk stunting, tidak bisa digunakan untuk kegiatan lainnya,”  kata Eri.

Baca Juga: Ketidakbahagiaan Ibu Mengasuh Bayi Bisa Sebabkan Stunting, Simak Penjelasannya

 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x