Kompas TV nasional humaniora

Indonesia Kini, 25 Tahun Peristiwa Mei 1998: Pesta Belum Usai dan Lahirnya Para "Pinokio"

Kompas.tv - 20 Mei 2023, 08:25 WIB
indonesia-kini-25-tahun-peristiwa-mei-1998-pesta-belum-usai-dan-lahirnya-para-pinokio
Drawing Munir karya Edy Kuken (Sumber: Kompas.Tv/Iman Firdaus)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

Sementara ide yang hampir sama ditunjukkan oleh seniman Yusuf Susilo Hartono lewat karya "Balada Demonstran dan Pinokio".

Dari karyanya terlihat sosok yang sedang marah dengan kulit merah dan di sebelahnya tampak sosok berdasi sedang bermain suling yang berasal dari hidungnya yang panjang. Sementara kakinya sedang menginjak punggung sosok yang terlihat menderita.


 

Makna dari karya ini ditorehkan Yusuf lewat monitor ukuran besar, tentang para mantan demonstran yang sudah memegang kendali kekuasaan baik di eksekutif maupun legislatif.

Di antara mereka ada yang tetap amanah. "Sayangnya tidak sedikit yang berkhianat pada cita-cita reformasi, dan jadi pinokio," tulisnya.

Sosok "pinokio" merupakan karakter rekaan dari Italia karya Carlo Collodi, seorang anak nakal yang suka berbohong. Dan setiap kali berbohong hidungnya akan memanjang.

Selain dua karya yang penuh gugatan ada pula karya yang menampilkan sosok ikonik reformasi, yakni aktivis Munir. Oleh Edy Kuken, wajah Munir digambarkan cukup besar dengan ekspresi sedang menatap ke depan dan tangan menutup mulutnya.

Meski pengadilan sudah menghukum orang yang meracuninya hingga tewas, namun motif dan dalang di balik kematiannya masih misterius. Kematian Munir terjadi di era reformasi, 2004.  

Baca Juga: Sepanjang 25 Tahun Ada Upaya-upaya Memundurkan Reformasi | SATU MEJA THE FORUM (9)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, yang hadir membuka acara pameran, juga mengenang kisah di awal reformasi yang pernah menimpanya. "Kemana-mana saya diawasi," katanya. Itu karena dia aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan kemudian mendirikan ICW (Indonesia Corruption Watch).

Tapi setelah reformasi dia merasa bebas bepergian kemanapun dan beraktivitas apapun.

"Saya pernah bekerja di ruangan yang dulu digunakan oleh Pak Harto. Saya pakai WC-nya, saya pakai tempat tidurnya. Itu reformasi," ujar Teten, mengenang saat dia duduk di lingkar kekuasaan sebagai Kepala Staf Presiden tahun 2015 silam.    
 


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x