Kompas TV nasional peristiwa

20 TKI Korban Perdagangan Manusia di Myanmar Diancam Tak Bisa Pulang, Ada Syarat Tukar Kepala

Kompas.tv - 6 Mei 2023, 06:50 WIB
20-tki-korban-perdagangan-manusia-di-myanmar-diancam-tak-bisa-pulang-ada-syarat-tukar-kepala
Nurhaida, ibunda Panji Apriyana (kiri) bersama Ema Ulfatul Hilmiah (tengah), istri M Afrilian dan Djoko Suprijanto (kedua dari kanan), ayah Noviana Indah Susanti menceritakan awal keluarganya jadi korban perdagangan manusia dan kini disekap di Myanmar di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (4/5/2023). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 20 tenaga kerja Indonesia (TKI) diancam tidak bisa pulang ke tanah air sekalipun pemerintah turun tangan.

Bahkan untuk pulang ke Indonesia, para TKI itu harus bisa membawa tiga orang buat menggantikan tempat yang ditinggalkan atau dengan istilah tukar kepala.

Hal tersebut sempat didapat keluarga korban perdagangan manusia ke Myanmar. 

Djoko Suprijanto, ayah Noviana Indah Susanti, warga Cimahi, Jawa Barat yang menjadi korban perdagangan manusia ke Myanmar menjelaskan dirinya mendapat kabar untuk memulangkan putrinya, keluarga harus menukar mencari tiga orang pengganti. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Upaya Kemenlu Bebaskan 20 WNI yang Disekap dan Disiksa di Myanmar

Hal senada juga didapat dari Nurhaida, ibunda Panji Apriyana korban perdagangan manusia ke Myanmar.

Bahkan informasi yang diterima Nurhaida saat ini sistem tukar kepala tidak lagi tiga orang melainkan lima orang pengganti. 

"Ada memang yang barengan sama Panji itu dia pulang, tukar kepala tiga," ujar Nurhaida di program Rosi KOMPAS TV "Penyekapan TKI di Myanmar", Kamis (4/5/2023).

Nurhaida menambahkan skema tukar kepala ini membuat sang anak putus asa bisa kembali ke Indonesia.

Baca Juga: Persyaratan Mudah dan Proses Cepat buat WNI Terjebak dalam Sindikat Perdagangan Manusia ke Myanmar

Bahkan Panji pernah mendapat ancaman pemerintah Indonesia juga tidak bisa turun tangan untuk menjemput 20 TKI yang kini disekap di Myanmar. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x