Kompas TV nasional rumah pemilu

Berkaca dari Sikap Jokowi Nasdem Ingin Pemimpin Negara ke Depan Tidak Membeda-bedakan

Kompas.tv - 6 Mei 2023, 06:10 WIB
berkaca-dari-sikap-jokowi-nasdem-ingin-pemimpin-negara-ke-depan-tidak-membeda-bedakan
Ketua DPP Partai Na sdem Effendy Choirie atau Gus Choi menjelaskan pernyataan Zulfan Lindan soal Anies antitesis Jokowi hanya penilaian pribadi dan bukan dari pemikiran partai. di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (12/10/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP Partai Nasdem memiliki keinginan agar pemimpin ke depan memiliki jiwa kenegarawanan dan bersikap adil kepada seluruh kader bangsa. 

Hal ini berkaca dari sikap Presiden Joko Widodo yang tidak mengundang Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh lantaran sudah memiliki koalisi sendiri.

Ketua DPP Partai Nasdem, Effendi Choirie atau Gus Choi menilai pemimpin negara sejatinya tidak membeda-bedakan, apalagi jika berbicara untuk kemajuan bangsa. 

Pemimpin negara juga mesti memberikan kesempatan sama kepada seluruh kader bangsa yang ingin melakukan perubahan demi kemajuan bangsa. 

Baca Juga: Apa Makna Ucapan Presiden Jokowi soal NasDem Punya Koalisi Sendiri?

Menurut Gus Choi landasan dan cita-cita nasional Indonesia sudah sangat jelas tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Sebagai pemimpin negara, seharusnya Presiden Jokowi juga memberi ruang kepada Nasdem dan partai lain untuk berdiskusi membicarakan Indonesia ke depan. 

"Pertemuan-pertemuan pemimpin itu penting dilakukan meskipun beda pilihan calon pemimpin, taktik, strategi. Karena itu semua input dan masukan-masukan," ujar Gus Choi saat dihubungi di program Kompas Malam KOMPAS TV, Jumat (5/5/2023).

Lebih lanjut Gus Choi menjelaskan pihaknya tidak mempermasalahkan jika Presiden Jokowi tidak mengundang Nasdem untuk membicarakan Indonesia ke depan bersama pimpinan partai politik pendukung pemerintah. 

Baca Juga: Ditanya soal Anies, Walkot Makassar Kader Nasdem: Saya Ikuti Kata Hati | KAMAR ROSI

Namun perlu diingat juga sikap Presiden Jokowi pastinya akan mendapat penilaian dari masyarakat.

Untuk itu ke depan Nasdem menginginkan pemimpin yang memiliki jiwa kenegarawanan, bersikap adil apa pun sukunya, latar belakangnya harus diberi kesempatan yang sama.

Kemudian dalam konteks kontestasi, pemimpin negara harus profesional tidak menggunakan kekuasaan atas keinginannya sendiri atau untuk kepentingan tertentu. 

"Ini tidak boleh lagi di masa yang akan datang. Hari-hari ini rakyat menilai. Kalau Nasdem dianggap tidak ada komitmen kami tetap sampai 2024," ujar Gus Choi.

Baca Juga: Kecuali Surya Paloh 6 Pimpinan Partai Koalisi Pemerintah Hadir di Istana, Ini yang Dibahas

Sebelumnya Presiden Jokowi menjelaskan alasan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak diundang dalam pertemuan pimpinan partai politik di Istana Merdeka, Selasa malam (2/5/2023).

Jokowi mengatakan Nasdem berbeda koalisi dengan partai-partai yang diundang. Dia menyebut enam partai yang hadir ingin membentuk koalisi sendiri di Pilpres 2024.

"NasDem itu, kita bicara apa adanya ya, kan sudah memiliki koalisi sendiri. Ini gabungan partai yang kemarin berkumpul kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain," kata Jokowi di Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5/2023).

Jokowi menyebut enam partai politik yang datang ingin membicarakan strategi besar. Menurutnya, hal itu tidak bisa dibicarakan bila ada perwakilan koalisi lain.


 

"Masa yang ini tahu strateginya? Dalam politik itu wajar-wajar saja, biasa," ujarnya.

Adapun enam pimpinan partai politik yang diundang yakni Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketua Umum PPP M Mardiono. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x