Kompas TV nasional rumah pemilu

Analisis Pengamat soal Silaturahmi Ramadan PAN: Mengusik Zona Nyaman PKB

Kompas.tv - 6 April 2023, 06:00 WIB
analisis-pengamat-soal-silaturahmi-ramadan-pan-mengusik-zona-nyaman-pkb
Pengamat politik, Khoirul Umam, berpendapat pertemuan sejumlah ketua umum partai politik dalam acara Silaturahmi Ramadan PAN mengusik zona nyaman PKB. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pertemuan sejumlah ketua umum partai politik dalam acara Silaturahmi Ramadan Partai Amanat Nasional (PAN) mengusik zona nyaman Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pendapat itu disampaikan oleh pengamat politik, Khoirul Umam, dalam Satu meja The Forum, Kompas TV, Rabu (5/4/2023).

Menurutnya, ritme koalisi yang telah dibangun oleh PKB bersama Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyebabkan potensi Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, menjadi calon wakil presiden menjadi lebih besar.

“Yang pasti, saya menangkap ada kegelisahan, di mana pertemuan kemarin itu sangat mengusik zona nyaman teman-teman di PKB,” tuturnya.

“Bagaimanapun juga, ritme koalisinya sudah dibentuk dengan Gerindra itu adalah sebuah proses pendekatan yang meletakkan posisi Cak Imin memiliki potensi lebih besar untuk menjadi cawapres.”

Ia menyebut Muhaimin memiliki rencana politik yang cukup panjang, bahkan sejak tahun 2018 lalu, sudah menyebar baliho sebagai bakal cawapres.

Ikhtiar yang dilakukan oleh PKB untuk Cak Imin tersebut, kata Khoirul, lebih mungkin terwujud jika PKB berkoalisi dengan Gerindra.

“Apa yang diikhtiarkan oleh teman-teman PKB lebih memungkinkan ketika kemudian diletakkan pada basis kerangka koalisi Gerindra-PKN.”

Baca Juga: Wacana 5 Partai Pendukung Jokowi Bentuk Koalisi, Megawati Ajukan Syarat Capres?

“Ketika kemudian sekarang ditarik pada zona yang lebih besar, koalisi besar, maka potensi dan juga kemungkinan Cak Imin untuk menjadi cawapres, agak melemah di situ,” tambahnya.

Khoirul juga menyebut, jika wacana koalisi besar itu merupakan strategi dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), maka hal itu merupakan upaya untuk mengepung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Kalaupun kita kemudian mencermati ini adalah sebuah strategi dari kekuatan Pak Jokowi atau elemen di belakang Pak Jokowi, let’s say Pak Luhut, yang seringkali disebut sebagai king maker di belakang Pak Jokowi, ini adalah sebuah upaya untuk menghadirkan keyakinan, untuk apa? Tadi, mengepung PDIP.”

“Supaya PDIP juga membuka ruang negosiasi untuk menyerahkan golden ticket-nya kepada satu dua figur yang disepakati untuk diajukan menjadi capres-cawapres di 2024,” urainya.

Namun, lanjut dia, ada masalah di situ, yakni bertemunya dua ego, tentang siapa yang akan menjadi capresnya.

“Dari PDIP clear, inginnya menjadi capres. Dari koalisi besar, ada aspirasi yang cukup clear, let’s say dari lingkaran istana, meletakkan posisi Pak Prabowo menjadi capres,” tambahnya.

Sebelumnya, Kompas.TV memberitakan, PAN mengundang Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan sejumlah ketua umum partai politik (parpol) untuk hadir di silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).

Baca Juga: Jokowi Lempar Sinyal Restui Koalisi Besar, Prabowo: Ada Kecocokan

Sejumlah ketua umum partai politik yang diundang antara lain Megawati Soekarnoputri dari PDIP, Airlangga Hartarto dari Golkar, Prabowo Subianto dari Gerindra, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Muhamad Mardiono dari PPP.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023), mengatakan, pihaknya sangat senang pihaknya dipercaya mengglar acara tersebut.

"Sebagai tuan rumah, PAN merasa sangat senang dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh presiden beserta para ketua umum partai politik di pemerintahan untuk menyelenggarakan acara ini," kata Zulhas, sapaan akrabnya, dikutip Tribunnews.com.

 




Sumber : Kompas TV/Tribunnews


BERITA LAINNYA



Close Ads x