Kompas TV nasional update

Ahli dari BNN Sidang Teddy Minahasa: Narkoba Hasil Sitaan Mutlak Harus Dimusnahkan

Kompas.tv - 6 Maret 2023, 14:52 WIB
ahli-dari-bnn-sidang-teddy-minahasa-narkoba-hasil-sitaan-mutlak-harus-dimusnahkan
Koordinator kelompok ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) Ahwil Loetan menegaskan bahwa narkoba hasil sitaan polisi harus dimusnahkan, saat dihadirkan jaksa di sidang Teddy Minahasa, Senin (6/3/2023). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator kelompok ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) Ahwil Loetan menegaskan bahwa narkoba hasil sitaan polisi harus dimusnahkan, Senin (6/3/2023).

"Barang (narkoba -red) yang sudah disita, mutlak harus dimusnahkan," tegas Ahwil saat menjadi ahli yang dihadirkan jaksa di sidang Teddy Minahasa, Senin (6/3/2023) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat.

Menurut dia, tidak ada gunanya jika polisi menggunakan barang bukti untuk menjebak seseorang.

"Kalau kita menggunakan barang bukti untuk menjebak seseorang, kita tangkap, barang yang kita tangkap kan barang kita, pasti tidak ada gunanya," ujarnya.

Ia menjelaskan, narkoba yang telah disita petugas tidak bisa menjadi alat undercover buying atau pembelian terselubung untuk menangkap tersangka.

Barang yang boleh dijual, lanjut dia, ialah barang-barang hasil kejahatan narkotika.

"Jadi bukan narkotikanya, narkotika tidak boleh dijual," kata dia.

Baca Juga: Teddy Minahasa Akui Kirim Pesan ke Anak Buah untuk Ganti Sabu Sitaan dengan Tawas, Ini Motifnya

Ia menekankan, narkoba sitaan penyidik hanya boleh disisihkan untuk barang bukti di pengadilan serta pendidikan dan latihan anggota Polri

"Jadi tidak ada disita untuk dijual," tuturnya.

Ia juga menerangkan, pemusnahan narkoba sitaan harus segera dilakukan usai terjadi penangkapan.

Sebelum dimusnahkan, kata dia, barang bukti berupa narkoba harus sudah diperiksa oleh tim laboratorium atau petugas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Biasanya kami melibatkan ahli-ahli, bisa tenaga laboratorium, mungkin kalau di daerah ada balai POM, mereka akan mengetes satu per satu apakah barang bukti ini asli atau tidak," jelasnya.

Hari ini, Senin (6/3) terdakwa kasus narkotika, Teddy Minahasa, menjalani sidang lanjutan di PN Jakbar.

Baca Juga: Irjen Teddy Minahasa Berkilah Tak Terima Uang Hasil Penjualan Sabu, Hakim: Saudara Sudah Disumpah

Teddy didakwa memerintahkan anak buahnya untuk mengganti 5 kilogram sabu sitaan Polres Bukittinggi, Sumatera Barat, dengan tawas dan menjualnya ke pengedar narkoba di Jakarta.

Total ada sebelas orang yang diduga terlibat dalam peredaran narkoba ini, termasuk Teddy Minahasa.

Sementara itu, sepuluh orang lainnya adalah Hendra, Aril Firmansyah, Aipda Achmad Darmawan, Mai Siska, Kompol Kasranto, Aiptu Janto Situmorang, Linda Pujiastuti, Syamsul Ma'arif, Muhamad Nasir, dan AKBP Dody Prawiranegara.

Melalui dakwaannya, jaksa menyebut para terdakwa telah bertindak menawarkan, membeli, menjual, dan menjadi perantara narkotika golongan sabu hasil sitaan Polres Bukittinggi, Sumatera Barat seberat 5 kilogram.

Para terdakwa pun dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) UURI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan ancaman hukuman tertinggi penjara seumur hidup, penjara 20 tahun, atau pidana mati.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x