Kompas TV nasional peristiwa

Wajah Anak Ini Terkulai Sebelah Diduga Akibat Main Ponsel di Depan Kipas Angin, Apa Itu Bell's Palsy

Kompas.tv - 23 Februari 2023, 08:39 WIB
wajah-anak-ini-terkulai-sebelah-diduga-akibat-main-ponsel-di-depan-kipas-angin-apa-itu-bell-s-palsy
Dewi Nuryani tengah memeriksa wajah anaknya, JP (6) yang diduga mengalami gangguan pada bagian wajahnya atau Bells Palsy. Dewi mengatakan gangguan muncul karena anaknya sehari-hari kerap bermain ponsel lebih dari enam jam. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

LAMPUNG, KOMPAS.TV - Seorang bocah perempua di Kabupaten Tanggamus, Lampung berinisial JP (6) harus menjalani terapi rutin untuk mengembalikan bentuk bagian sisi wajahnya.

Anak yang masih mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak (TK) itu diduga mengidap penyakit Bell's Palsy atau kelemahan otot yang membuat setengah wajahnya terkulai.

Gangguan tersebut muncul diduga akibat JP kerap bermain ponsel di hadapan kipas angin hingga enam jam sehari.

“Kurang lebihnya seperti itu (pemakaian ponsel di atas enam jam). Pokoknya kalau enggak dikasihin nangis. Ya gimana, namanya orangtua,” tutur ayah JP, Legimin kepada Kompas TV, Senin (20/2/2023).

Ibunda JP, Dewi Nuryani mengatakan gejala perubahan bentuk otot ini diketahuinya usai JP pulang dari sekolah.

"Setelah pulang sekolah saya suapin. Itu nasi jatuh-jatuh (dari mulut), minum air putih tumpah-tumpah. Mulutnya geser ke ke kiri, mata juga kedipnya cuma sebelah," jelas Dewi.

Sang ibu kemudian membawa JP ke bidan yang ada di wilayahnya. Namun, bidan menyarankan agar JP dibawa ke dokter anak.

"Setelah sampai sana ternyata tidak bisa kalau dokter anak. Harus ke dokter saraf," tutur Dewi.

Baca Juga: Bocah di Lampung Kena Bell's Palsy Gegara Berjam-jam Main Ponsel Depan Kipas Angin


 

Apa itu Bell's Palsy?

Mengutip pemberitaan KOMPAS.TV sebelumnya, Bell's Palsy merupakan kondisi medis yang memengaruhi saraf wajah. Penyakit ini menyebabkan sebelah wajah menjadi lumpuh atau kaku.

Kondisi ini terjadi ketika saraf wajah mengalami gangguan dan mempengaruhi kemampuan saraf untuk mengirimkan sinyal ke otot-otot di wajah.

Gangguan saraf pada Bell’s Palsy muncul secara bertahap, dan dapat memburuk dalam kurun waktu dua sampai tiga hari.

Penderita Bell's Palsy separuh sisi wajahnya akan terasa kaku dan susah memejamkan mata. Selain itu sebelah bagian wajah bisa mengalami lumpuh total, merasakan nyeri di rahang atau belakang telinga. 

Kemudian hal lain yang dirasakan adalah sakit kepala, lidah kurang peka, mata dan mulut kering, telinga berdenging, susah bicara, serta susah makan dan minum.

Penyakit yang menyerang saraf ini sulit dicegah, karena sebagian besar Bell’s Palsy disebabkan infeksi virus.

Baca Juga: Pengobatan Hingga Pencegahan yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Bell's Palsy | AYO SEHAT

Seperti dilaporkan Johns Hopkins Medicine terdapat sejumlah risiko yang bisa jadi penyebab Bell’s Palsy di antaranya, diabetes, tekanan darah tinggi, cedera di wajah, hingga keracunan. 

Kemudian penyakit lyme, sindrom guillain-barr, sarkoidosis, myasthenia gravis, multiple sclerosis, serta infeksi virus seperti herpes simplex, herpes zoster, mononukleosis, flu, dan meningitis.

Penyakit Bell's Palsy juga dikenal sebagai penyakit kelumpuhan wajah perifer akut. Penyakit ini bisa menyerang pria maupun perempuan yang berusia antara 15 hingga 60 tahun.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x