Kompas TV nasional sosok

Kiprah Shinta Ratri, Pemimpin Ponpes Waria Al-Fatah yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Kompas.tv - 1 Februari 2023, 16:07 WIB
kiprah-shinta-ratri-pemimpin-ponpes-waria-al-fatah-yang-meninggal-di-usia-61-tahun
Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al-Fatah di Kotagede, Kota Yogyakarta, Shinta Ratri meninggal dunia. (Sumber: Kompas.id)
Penulis : Dian Nita | Editor : Purwanto

Krisis moneter tahun 1998 membuat usahanya ketar-ketir hingga akhirnya tutup. Shinta lalu beralih membuka usaha produksi perhiasan berbahan tembaga yang biasa dipakai saat acara pernikahan. 

Dalam perjalanannya, Shinta aktif berorganisasi bersama para waria lainnya. Pada 2008, Ia bersama Maryani mendirikan Ponpes Waria Al Fatah yang awalnya berlokasi di wilayah Notoyudan, Yogyakarta.

Baca Juga: Fantastic Doll, Kelompok Waria Penghibur yang Lambungkan Dorce dan Sejumlah Nama Beken

Namun, setelah Maryani meninggal dunia pada 2014, Shinta mengambil alih kepemimpinan ponpes tersebut dan memindahkan ke rumah peninggalan neneknya di Desa Jagalan.

Pendirian ponpes tersebut sempat menuai penolakan, Namun, berkat dukungan sejumlah pihak, Ponpes Waria Al-Fatah bisa kembali menjalankan aktivitas.

Ada beberapa kegiatan rutin di ponpes tersebut antara lain, pelatihan keterampilan bagi para waria, menggelar pembelajaran agama, misalnya latihan membaca Al Quran, hafalan surat-surat pendek, dan latihan salat.

”Ada beberapa kawan yang belum bisa shalat, kita ajari bacaan shalat dan gerakannya. Jadi, kita mendorong waria yang Muslim untuk bisa shalat,” tutur Shinta.

Di tahun 2022, ada sekitar 60 waria yang menjadi anggota Ponpes Waria Al Fatah. Sebagian besar waria itu tidak tinggal di lingkungan ponpes. 

Ponpes tersebut juga aktif mengampanyekan pemenuhan hak-hak dasar waria. Sebab, selama ini, banyak waria yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya.

”Waria itu juga warga negara yang punya hak sama dalam hal apa saja, misalnya bantuan sosial, beribadah, pendidikan, dan akses kesehatan. Dari tadinya kami hanya ingin memperjuangkan hak beribadah, akhirnya kami berjuang untuk mendapatkan hak yang sama di dalam segala hal,” ungkap Shinta.

Atas perjuangannya itu, Shinta mendapat penghargaan internasional pembela hak asasi manusia (HAM) dari Front Line Defenders, organisasi internasional yang berpusat di Irlandia tahun 2019.

Pada Juli 2022, Shinta juga memperoleh penghargaan bidang keanekaragaman dan pembangunan berkelanjutan dari lembaga Casa Asia yang berbasis di Spanyol.



Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x